Tampilkan postingan dengan label tidak semua susu sama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tidak semua susu sama. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 26 Desember 2020

Selektif Memilih Susu, Cara Cerdas Mencegah Gizi Buruk pada Anak

Dear Moms.. 

Salah satu resiko gizi buruk pada anak ialah stunting yang disebabkan mal nutrisi atau kondisi kekurangan gizi atau kelebihan gizi. Mal Nutrisi yang terjadi pada masa 1000 hari pertama kelahiran yang dapat berdampak permanen terhadap anak, dimana perkembangannya bisa terhambat dan kemampuan kognitifnya berkurang 10 persen. Karenanya, sebagai ibu, kita wajib lebih aware terhadap gizi anak, termasuk dalam hal memilih susu yang tepat untuk anak.


selektif memilih susu


"Ingat pesan ibu.."

Jargon dari 3 kata sederhana ini belakangan makin sering terdengar di tempat-tempat umum maupun di cetak dan elektronik, apalagi sejak band Padi Reborn didaulat untuk membawakan lagu "Ingat Pesan Ibu" sebagai langkah Satgas Covid-19 dalam rangka sosialiasi protokol kesehatan pencegahan Covid-19, yakni 3M: Memakai Masker, Mencuci Tangan dengan Sabun di Air Mengalir atau Hand Sanitizer, Menjaga Jarak dan Menghindari Kerumunan..

Tak hanya 3M, demi memperkuat proteksi diri guna mencegah penularan Covid-19, kita diharuskan menerapkan 3W: Wajib Iman, Wajib Aman, Wajib Imun.. Artinya, ketiga elemen ini adalah pondasi yang wajib dikuatkan sebagai sugesti dasar untuk menguatkan jasmani dan rohani di masa pandemi ini..


Wajib Iman: Menjalankan ibadah dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selalu diberi kesehatan dan perlindungan
Wajib Aman: Disiplin menaati protokol kesehatan dengan pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dam hindari kerumunan
Wajib Imun: Tingkatkan kekebalan tubuh dengan olahraga teratur, istirahat teratur, tidak panik, kelola stres, minum vitamin, makan makanan bergizi..

Insya Allah.. jika kita disiplin menerapkan 3M dan 3W dalam keseharian kita, potensi tertular virus berbahaya pun bisa kita perkecil..

***

Ibu Cerdas Harus Selalu Tahu yang Terbaik untuk Keluarga

Kenapa harus ibu yang diangkat dalam sosialisasi pencegahan Covid-19??? Karena ibu adalah sosok penting yang selalu kita ingat kata-katanya dan hormati setiap saat.. Peran ibu ketika melahirkan, merawat, dan membesarkan anak-anaknya adalah  priceless.. Ibu juga kerap kali jadi faktor penentu keputusan-keputusan besar dalam keluarga, termasuk dalam hal pemilihan menu makanan harian yang disajikan untuk keluarga..

Karenanya, Ibu selalu dituntut cerdas, teliti menentukan yang terbaik untuk keluarga. Memang bukan hal yang mudah, tapi jika kita mau berusaha dan tak pernah menyerah untuk belajar, termasuk mengedukasi diri dan melakukan penerapan hal-hal baik secara tepat..



Tak dapat dipungkiri, pandemi banyak membawa perubahan-perubahan masif dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk ketika sistem pendidikan dialihkan dari Pembelajaran Tatap Muka (PTK) ke Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring/ on Line).. Namun, hikmahnya ialah pandemi ini justru mempercepat akselerasi digitalisasi pendidikan, baik administrasi maupun akademik dengan memanfaatkan internet sebagai sumber belajar, dan learning management system semakin meningkat, dipengahuhi intensitas bertemunya anggota keluarga di rumah, terutama antar orangtua dan anak.

Peran ibu pun bertambah, harus bisa jadi guru yang mampu membantu anak belajar di rumah. Namun demikian, kewajiban ibu dalam pemenuhan gizi keluarga tetap tak boleh dilupakan, salah satunya adalah salam hal memilih susu untuk anak.

Jangan sampai salah pilih susu! Karena susu termasuk sumber nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk bertumbuh, berkembang, dan beraktivitas dengan sehat, seperti vitamin, energi, mineral, kalsium, protein, lemak, dan lain-lain yang kesemuanya diperlukan juga untuk membentuk imunitas, yang sangat diperlukan dalam menghadapi masa pandemi ini.

Mencegah Resiko Gizi Buruk dengan Cara Selektif Memilih Susu untuk Anak Sedini Mungkin

Dalam hal pemberian susu untuk anak-anak, masih banyak orang tua yang salah kaprah menganggap kental manis sebagai pilihan susu harian untuk anak. Ini kerap terjadi pada masyarakat tidak mampu, dengan alasan harga yang relatif lebih murah, mudah disimpan, dan tidak cepat basi ketimbang susu formula.

Dari sinilah, dipandang perlu meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pengasuhan yang benar dan tepat bagi anak-anak sesuai tahapan pekembangannya. Rendahnya literasi masyarakat  tentang pola asupan gizi bagi tumbuh kembang bayi dan anak semakin diperparah oleh iklan-iklan yang mempengaruhi pola pikir dan sikap masyarakat dalam memilih.



Sebagai organisasi yang bergerak di bidang kepedulian terhadap upaya peningkatan kesehatan masyarakat, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) mengadakan Webinar "Membangun Kesadaran Gizi Keluarga Mulai Usia Dini" via Zoom dan Youtube pada 21 Desember 2020, dengan tujuan mengedukasi masyarakat, khususnya orang tua dalam hal pemenuhan nutrisi dan cara bijak mengonsumsi susu dalam rangka menekan jumlah gizi buruk di Indonesia, sekaligus meningkatkan imunitas masyarakat Indonesia di tengah pandemi.

Ibu harus peka untuk mendeteksi perubahan berat badan anak sedini mungkin. Jika tidak segera di atasi, dapat mengakibatkan dampak permanen pada anak yang mengganggu perkembangan otaknya, sehingga anak menjadi tidak produktif dan tidak dapat berkembang seperti anak-anak lain seusianya.

Pencegahan gizi buruk harus dilakukan sejak dini, melalui ASI dan MPASI yang tepat untuk anak. Karbohidrat, lemak dan protein adalah 3 zat utama yang dibutuhkan anak untuk perkembangan otaknya. Hanya saja, ibu terkadang tidak bisa memberi ASI yang cukup kepada anak, sehingga anak  diberikan susu formula khusus, yang standar pembuatannya telah dinyatakan aman untuk anak, telah mendapat izin edar dari BPOM.



Kental manis juga sebenarnya sudah mendapat izin edar dari BPOM, tapi produk ini bukan untuk anak-anak, namun merupakan bahan makanan, seperti campuran minuman ataupun dessert. Sangat berbahaya bila diberikan kepada anak-anak karena kandungan gulanya yang tinggi, sebanyak 50%, meski dicampurkan dengan air susu segar.

Dalam mengonsumsi gula, Natrium dan lemak yang ada pada Kental Manis melebihi batas wajar, sehingga berisiko memicu hipertensi, strok, diabetes dan serangan jantung. Hal ini tentu kurang baik bagi anak, dimana kebutuhan gula anak 1-3 tahun sekitar gram. Bayangkan jika anak-anak meminum 2 kali Kental Manis perhari, maka asupan gulanya sudah sangat berlebihan, belum lagi jika ditambah gula dari sumber makanan lainnya.



Dari sinilah, kita sebagai orang tua, diwajibkan selalu memperhatikan produk kental manis agar tidak dikategorikan sebagai produk susu bernutrisi yang bisa menambah asupan gizi. Perbanyak edukasi diri terkait nutrisi anak-anak dengan mencari sumber panduan resmi yang terpercaya, seperti misalnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Ahli Gizi Indonesia (IDAGI), dsb.

Dengan memperkaya diri dengan pengetahuan terkait pemilihan susu anak dan pemenuhan gizi keluarga, kita sebagai ibu sudah ikut berperan serta dalam menciptakan generasi bebas gizi buruk, sehat jasmani dan rohani.. Terapkan sedini mungkin untuk meminimalisir risikonya..

Salam..

Postingan Lama Beranda