Tampilkan postingan dengan label books. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label books. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Februari 2020

Kolaborasi Deddy Corbuzier dan Erik Ten Have untuk Millennial Power

What is passion?

Apa perbedaan passion dan hobby?

2 pertanyaan inilah yang diajukan Deddy Corbuzier kepada peserta launching buku Millennial Power, yang merupakan hasil kolaborasinya dengan Erik Ten Have, seorang pengusaha dan investor. Beruntung sekali, saya dan teman-teman blogger dari Komunitas Blomil bisa hadir.
Millennial power
Buku Millennial Power, sudah terbit dengan 9 Bab Inspiratif bagi para millennial

Kita tentu sudah mengenal Deddy Corbuzier, public figure atau selebriti yang dulunya merupakan seorang pesulap atau mentalis, dan sekarang beralih profesi menjadi hist talkshow dan motivator, serta kini memantapkan diri mengelola konten video di channel Youtube-nya.

Kedua pertanyaan tersebut pun dijawab oleh Deddy, bahwa ternyata passion dan hobby adalah 2 hal berbeda lho, guys.. Sesuatu bisa disebut passion jika bisa menghasilkan uang. Jadi, jika hanya dilakukan atas kesenangan semata dan tak menghasilkan apa-apa, maka itu hanya hobby..

Millennial power
Komunitas Blomil hadir dalam launching Millennial Power

So, what is your passion? How's your effort to gain the success?

Buat kamu yang masih bingung dan merasa butuh tips dan trik jitu, serta langkah konkret untuk berhasil di jalur yang sesuai passion-mu, berarti pas banget nih kalo kamu baca buku "Millennial Power".

Buku yang berjudul "Millennial Power, Rahasia Millennial Kaya dan Mandiri" ini baru saja diluncurkan pada 8 Februari 2020 disertai Mini Workshop dengan menghadirkan kedua penulisnya yang super inspiratif siang ini di Gramedia Matraman, Jakarta.

Buku ini bisa membuka pola pikir kita secara luas tentang what we want to do and how to find the next tools to be success and to get profit, dimana salah satu kuncinya adalah dedication.

Millennial power
Peluncuran Buku Millennial Power oleh Deddy Corbuzier dan Erik Ten Have

Millennial Power berisi 9 bab yang membahas beberapa topik, diantaranya : Apakah sekolah itu penting? Apa arti sukses yang sebenarnya? Bagaimana cara menghadapi ortu yang tidak setuju dengan passion kita?

Gak hanya itu, buku ini juga membahas tentang cata menghasilkan uang berdasarkan passion, serta cara membuat rencana hidup. Istimewanya, di setiap bab terdapat QR code berisi video eksklusif Deddy dan Eruk dalam membahas setiap topik dalam tiap bab, yang bisa dipindai secara GRATIS.

Millennial power
Deddy Corbuzier dan Erik Ten Have dalam sesi Mini Workshop pada launching Buku "Millennial Power"

Deddy dan Erik dalam Millennial Power bercerita pengalaman, pengetahuan, serta hasil pemikiran mereka. Harapannya, para millennial bisa memanfaatkan pembahasan tersebut sebagai panduan meraih masa depan yang gemilang, mencapai sukses, dengan terus bergerak maju tanpa takut akan resiko, tidak terjebak dogma lama, dan bisa memanfaatkan peluang yang ada.

Meski kedua penulis bukan lagi millennial, namun pengalaman sukses mereka bisa dijadikan pedoman bagi para millennial. Apalagi, keseharian mereka sebagai content creator di Youtube dan Podcast yang sebagian besar ditonton para millennial dan menggali kisah-kisah sukses para millennial bisa menjadi motivasi dan inspirasi untuk meraih sukses di masa kini.

Selamat membaca..

Millennial power
Dapatkan buku inspiratif ini di Toko Buku Gramedia

Jumat, 10 Juni 2016

The Story of Ngejar-ngejar Si "TAOL"

Satu kicauan Ika Natassa di akun twitter @IkaNatassa beberapa bulan lalu adalah titik awalnya. Penulis novel favorit saya ini sukses bikin saya heboh sendiri di rumah. Gimana nggak? Dari cuitannya itu, saya tau kalo Ika Natassa akan datang ke Makassar untuk meluncurkan novel terbarunya yang udah lebih dulu heboh karena alur ceritanya dibikinin TwitPoll bekerja sama dengan pihak Twitter Indonesia, "The Architecture of Love", setelah sebelumnya sukses dengan 7 judul buku yang sukses di pasaran: Underground, A Very Yuppy Wedding, Divortiare, Twivortiare, Twivortiare 2, Antologi Rasa, dan Critical Eleven.

Aku dan Ika Natassa, sesaat setelah booksigning.


Sounds good for me.. Di twitternya, Ika Natassa juga menginfokan bahwa di acara launching bukunya tersebut, akan ada penjualan 150 1st edition khusus MIWF 2016 (Makassar Indonesian Writers Festival, ajang bertemunya para penulis lokal Indonesia di Kota Makassar) untuk 150 orang pertama yang hadir. Gimana nggak menggiurkan? Ika Natassa launching buku di Makassar, kota kelahiran saya. Langsung semangat banget deh, pengen jadi satu dari 150 itu.

Sekilas tentang MIWF 2016 yang berlangsung di pertengahan Mei lalu. Selain menghadirkan Ika Natassa, hadir pula penulis-penulis hebat dan orang-orang berbakat di dunia fiksi, seperti Dewi Lestari, Eka Kurniawan, Riri Riza, Mira Lesmana, dan masih banyak lagi. So inspiring.. Acaranya dikemas santai, berpusat di Fort Rotterdam, salah satu benteng bersejarah perjuangan pahlawan kita di masa penjajahan Belanda yang saat ini telah dijadikan tempat wisata. Keren ya, Makassar jadi tempat diadakannya event besar ini. Langsung bangga saya jadi anak Makassar. Hehehe..



Ada yang unik dari novel ini, karena pembacanya diajak menentukan kelanjutan isi cerita melalui aplikasi TwitPoll di twitter. Makanya di acara launching and talkshow-nya hadir juga Teguh Wicaksono selaku wakil dari pihak Twitter Indonesia untuk ngasih presentase soal live online activity yang sukses diadakan sejak New Year's Eve sampe Valentine's Day 2016 ini. Jelas banget kan, Ika Natassa emang sengaja mendekatkan diri dengan pembacanya di novel ini.



Jauh-jauh hari sebelum hari-H tiba, saya udah sibuk pantengin twitter @IkaNatassa dan @makassarwriters .. Saya nggak mau ketinggalan info sedikitpun..

Nah.. Begitu hari yang ditunggu-tunggu tiba, saya sudah mempersiapkan diri. Karena acaranya pagi, jadi malam harinya saya sudah minta izin Mama saya, sekalian minta tolong jagain Radit, anak saya sementara saya pergi. Mama saya awalnya nggak ngijinin, tapi saya coba jelasin kalau acara yang saya mau hadirin ini spesial banget, gak sering-sering diadain di Makassar, terus ada penulis favorit saya juga.

Hati Mama mulai tergerak buat ngijinin, apalagi setelah tau maksud saya yang juga mau minta tanda tangan Ika Natassa di koleksi novel-novel saya (tentu aja yang karangan Ika Natassa donk.. Hehehe)..

Esok paginya.. Karena takut kesiangan (acara dimulai jam 10, tapi pintu dibuka jam 9), jam stengah 8 saya udah siap berangkat. Lalu.. Apa yang terjadi? Radit bangun, dan langsung nangis liat Mamahnya mau pergi. Anak saya ini memang agak posesif ya.

Adek saya, Mifta ikut terbangun gara-gara denger suara tangisan Radit yang kenceng banget itu. Akhirnya, plan terpaksa diubah. Radit harus ikut, dan Mifta ikut mengantar. Saya yang tadinya berniat pergi naik pete-pete (sebutan untuk Angkot/ Mikrolet) di Makassar, harus menunda rencana berangkat lebih awal, berangkat pake mobil keluarga. Menunggu Mifta mandi dan bersiap-siap, sekaligus mempersiapkan Radit pergi juga.

Cusssss.. Saya berangkat jam setengah 9 dan tiba sejam kemudian di lokasi acara (Hotel Same, Jalan Pattimura, Makassar). Itu berarti pintu ruang acara di Lantai 3 sudah mulai dibuka setengah jam lalu. Buru-buru saya turun dari mobil, lalu minta tolong Mifta jagain Radit dulu.

Alangkah terkejutnya saya karena yang saya temui kemudian adalah antrian yang "superduperpanjang". Panitia acara yang kebetulan saya temui di lobby menginfokan kalo antrian sudah sampe lantai 9, dan saya dianjurkan naik lift langsung ke lantai 9. Lah gimana ceritanya?

Jadi, ternyata pengaturan antrian dijejer ke tangga darurat. Bisa dibayangkan ada berapa banyak orang yang antri kan kalau acaranya di lantai 3?

Lalu, yang saya hadapi kemudian adalah wajah-wajah harap-harap cemas dari sesama pengantri. Pesimis jangan sampai udah semangat ngantri tau-tau gak bisa masuk karna kuota peserta udah cukup. Saya pun merasakan kecemasan itu. Kekhawatiran luar biasanya adalah kalau saya tidak berhasil mendapatkan buku "The Architecture of Love" edisi spesial MIWF itu.
Antriannya panjang banget lho.. Bikin pesimis duluan..


Antrian terus maju hingga sampailah saya di depan ruang acara di lantai 3 hotel. Di sinilah perasaan saya mulai nggak enak. Gimana nggak? Panitia mulai teriak-teriak menyerukan jumlah buku yang tersisa.

"Sisa 11.."

"Sisa 8.."

"Sisa 3.."

Dan.. "Habis.."

Iya.. Benar.. Tumpukan buku yang saya kejar-kejar itu habis tepat di hadapan saya. Dari 150 buku yang dibagikan untuk 150 orang pertama, saya gak kebagian satupun, karena saya adalah pengantri ke-153. Sesak!

Speechless.. Saya coba menahan semua perasaan emosi yang membuncah di hati saya. Saya tau saya sedih dari kencangnya degupan jantung dan mata yang mulai panas. Saya coba tegar.. Dua orang di depan saya (si 151 dan 152) lebih sedih lagi, mereka saling berpelukan seolah memberi semangat karena senasib.. Ooh Tuhan..

Saya coba tanya sekali lagi ke panitia di pintu masuk. "Beneran udah abis mbak, bukunya?"

"Iya mbak.. The Architecture of Love" udah abis.. Kalo mau, buku Ika Natassa yang lain masih ada kok.."

Ooh ya ampun.. Jawaban mbak panitia langsung bikin hati rasanya makin ciut aja.

"Mbak.. Nggak dapet bukunya tapi masih boleh masuk kok..", lanjut si Mbak panitia ke saya.

Betapa berat rasanya kaki saya melangkah untuk masuk ke ruangan itu. Acara memang belum dimulai, tapi kursi udah penuh semua, dan tangan saya terasa "kosong" tanpa novel "The Architecture of Love" spesial MIWF incaran saya. Sedih..

Suasana Live Talkshow Launching "The Architecture of Love" di Hotel Same, Makassar


Selanjutnya perasaan saya selama acara berlangsung sulit saya gambarkan. Acaranya memang berlangsung santai, penuh canda dan hangat. Tapi saya jujur aja agak kurang fokus, apalagi mengingat si Radit dan Mifta di luar lagi nungguin saya. Jadi saya dilema antara mau pulang aja atau tetap tinggal menyaksikan talkshow berlangsung.

Saya lalu teringat pada 3 novel Ika Natassa yang kebetulan saya bawa untuk ditandatangani (Underground, Twivortiare 2, dan Critical Eleven). Twivortiare 2 ini punya Akmal, temen kuliah saya. Kebetulan dia nitip juga minta booksigning sama Ika Natassa. Ya udah.. Alasan ini saya pakai aja untuk nunda pulang, biar amanah kan.. Exhale.. Inhale.. Sumpah, sesak banget gak dapet bukunya saat itu..

Nah.. Sambil berdiri karna gak dapet duduk itulah, ada cowok di samping saya, dari umurnya sepertinya masih kuliah, nanya "Bukunya dapet, mbak?"

"Nggak..", nahan nangis lho saya jawabnya". "Kamu dapet?".

"Dapet.. Nih..", kata dia sambil nunjukin bukunya ke aku. Oh please..

Terus dia lanjut.. "Nanti ada Preordernya juga lho di toko buku online.. Tanggal 25 Mei ada 200 special box edition di bukabuku.com.. Terus 1 Juni ada preorder lagi 1000 eksemplar. Ada 5 toko buku online yang ngadain. Ikutan aja, mbak.."

Iya sih, sebenernya saya udah tau juga dari twitter soal event book preorder itu, tapi kan saya maunya yg spesial MIWF ini. Tapi ya udahlah.. Siap-siap bertarung di babak PO. Just info: PreOrder buku Ika Natassa ini jujur bikin saya khawatir ga dapet. Kabarnya, buku Critical Eleven yang dibikin preorder sebelumnya ludes dalam waktu singkat. Ya jadi saya pesimis duluanlah.. Saingannya banyak, dan saya cuma bisa akses website pake smartphone. Tapi, saya pengen tetep ikutan.. Kenapa? Karena buku ini udah ada tandatangannya dan ada bonus wooden bookmark juga.

Selepas acara, Alhamdulillah saya masih bersemangat untuk minta tanda tangannya di buku-buku karyanya yang kebetulan saya bawa. Jadi berasa kayak minta tanda tangan dosen di skripsi lho.. Ngantrinya ini.. Hehehe.. Tapi berhasil..

2 koleksi novel Ika Natassa berhasil signed directly by the author.. Obat kecewa ini sebenernya..


Jadi, untuk mengobati kesedihan saya.. Sepulang dari acara itu, saya langsung ngajak Mifta dan Radit ke TransMall untuk sekedar jalan-jalan. Lumayan.. Liat muka ceria Radit, sedihnya langsung hilang aja dalam sekejap..

Nongkrong di Mall bareng Radit dan Mifta, untuk mengurangi kesedihan


Setiap hari sebelum hari PO tiba, saya rajin ngintipin twitter Ika Natassa. Tau nggak? Isinya retweetan followers yang udah dapet buku dari MIWF, ada twitpicnya segala lagi.. Bikin tambah nyessek aja kan buat si orang ke-153 ini?

Hehehe.. Tapi nggak papa juga sih.. Dapet nggak dapet itu sebenernya soal rejeki ya.. Dengan kata lain, TAOL edisi spesial MIWF 2016 itu bukan rejeki saya, tapi rejeki mereka kan yaa.. Oke oke..

Saatnya berjuang di Preorder moment..

PreOrder ini lebih luar biasa lagi trafficnya.. Gak ada antri2an, tapi kita kayak menguji keberuntungan bersama jutaan pembaca novel Ika Natassa di manapun berada.. Jadi, kayak main Hunger Games kalo kata orang2.. Berebut sesuatu di waktu dan tempat yang sama.. Hasilnya, desak2an lah.. Yang mendapatkannya kemudian bisa orang tercepat, bisa juga orang yang ga begitu cepat tapi faktor "luck"-nya juara.

Kalo dalam kasus saya yang berhubung gagal di Round 1 yang cepet banget ludesnya kayak sulap aja, saya ikutin lagi PO Round 2 tanggal 1 Juni 2016 lalu, begini.. PO dibuka jam 1 siang WIB, artinya di Makassar jam 2 siang kan? Saya udah standby sejam sebelumnya. Bukabuku.com jadi web pilihan saya karna udah sukses di PO Round 1, menunggu countdown sampai detik-detik terakhir. Begitu waktu sudah menunjukkan angka 0, langsung deh saya klik tombol "beli".. Tau nggak apa yang terjadi sebelumnya? Servernya melambat tiba-tiba.. Saya gak bisa akses, alias error.. Apa karna saya browsing-nya pake hape atau karna emang belom rejeki aja ya sampe jadi susah gini.. Sebenernya maklum sih, ada 1000 buku yang dijual, tapi mungkin ada berpuluh-puluh ribu orang yang sama-sama klik tombol beli juga.. Kebayang nggak?

I tried again to order in 4 another online bookstores (bukubukularis.com, pengenbuku.com, parcelbuku.com, dan bukukita.com). Hasilnya nihil.. semuanya melambat..

10 menit berjalan..Saya coba refresh web berkali-kali dan saya masih kesulitan akses.. Kabar terakhir dari bukukita.com, gara2 preorder TAOL ini, server mereka langsung down, sehingga untuk order via web jadi gak bisa..

Admin bukukita.com kemudian menginfokan via twitter kalo preorder dialihkan ke twitter dan Whatsapp.. Kekacauan kecil terjadi.. Ika Natassa sampe protes dan secara tegas memperingatkan admin bukukita untuk mengamankan situasi.. Persoalannya, gara-gara ini, data2 orang yang pengen mesen bertebaran di twitter..

Saya sendiri menempuh langkah aman untuk memesan via WA di nomor yang sudah diumumkan di Twitter. Tapi apa yang saya dapat? Seharian penuh itu pesan saya dicuekin.. Jangankan dibales, dibaca aja nggak.. Makin hopeless deh saya, dan merasa ini nggak adil aja.. Saya mulai curiga macem2.. Jangan2 ini PO sebenernya PO jadi2an.. Masa' seharian WA saya gak disentuh2 sih?

Saya coba cek di web lain, tapi yang saya dapat cuma dua kata ini: Sold Out.. Udah deh.. Apa lagi yang bisa saya lakukan untuk mengobati hati saya, selain langsung curhat ke suami saya dan menceritakan semua ini? Berhubung suami lagi di Jakarta, saya nelfon aja.. Dan jadilah ia sasaran pelampiasan kesalnya saya.

Semalam sebelumnya, suami saya emang udah janji buat bayarin kalo invoice dari webnya udah keluar.. Tapi ini gimana ceritanya? Boro2 bayarin, dapet PO nya aja kagak.. Saking keselnya nih, saya sampe nuduh suami saya sebagai biang keroknya, nuduh gara2 dia gak iklas bayarnya, jadi susah deh dapetnya.. Seperti biasa, Suami saya sih ketawa2 aja setiap saya marah2 gini ke dia. Ketawa ngejek lebih tepatnya.. "Sabar.. Tunggu aja di Gramedia nanti juga ada bukunya pasti.. Nanti kalo Ika Natassa-nya ke Jakarta, Papah datengin deh minta ttd-nya.. Hehehe..". Iya sih intinya sabar tapi tetep aja diketawain kan..

Keesokan harinya saya masih kepikiran lho.. Saking nggak percayanya, saya nekat nanya lagi ke WA-nya bukukita.com.. "Min.. Aku ga dapet ya jatah PO nya?"..

Semenit kemudian, ada balasan.. "Mohon maaf sis buku TAOL sudah sold out semua
terima kasih".



Wah makin sedih deh saya.. Kayaknya udah makin memberi bukti aja kalo faktanya memang saya gagal di event PreOrder buku Ika Natassa ini. Gak sampe nangis sih.. Cuman gak terima aja..

Hehehe.. Kenyataannya bikin nyessek ya kan? Saya sampe nekat curhat langsung lho ke Ika Natassa soal nasib saya ini, dan diretweet langsung dan diberi semangat sama si penulis. Itu artinya curhatan saya dibaca sama hampir semua followers twitter @IkaNatassa.



Nah.. dari curhatan saya inilah, muncul 1 akun (@junabei) yang mention saya (entah karna iba atau terdorong solidaritas sesama pembaca novel Ika Natassa) memberi semangat dengan menyarankan saya menunggu waiting list di 5 web tadi. Maksudnya siapa yang tau kan kalo tau2 ada yang tiba2 cancel order?

Rejeki gak ke mana.. Rejeki gak ke mana.. Begitu kata hati saya berulang2.. Layaknya jodoh.. Kalau emang udah rejeki saya, berarti rejeki itulah yang akan ngejar2 saya. Tapi kalau bukan atau belom rejeki saya, ya biarpun saya ngejar sampe ke kutub utara juga dia gak mungkin mau nempel ke saya? Begitu saya coba beranalogi sendiri, sambil membesarkan hati dan mencoba nanya lagi ke bukukita.com, kroscek kebenaran akan fakta memilukan ini.

Eh.. Tapi bener lho kalo yang namanya rejeki gak ke mana emang beneran gak bakal ke mana2..

And here the miracle shows that it really works to me. Siang hari, tanggal 2 Juni itulah saat saya tengah asik melahap bakso di warung bakso Solo seberang rumah.

Keajaiban ini berwujud sebuah pesan Whatsapp (masih dari bukukita.com) yang isinya:
"Kamu beruntung sis ini ada order cancel 1 orang kamu mau ambil ya". Disertai cara transaksi dan pembayaran pula.



Tau donk gimana rasanya dapet WA kayak gitu? Saya tau saya harus senang, tapi saya coba menahan diri.. Mana tau PHP kan? Soalnya kemaren2 bukukita rada kacau kan handling preordernya yang sampe bikin Ika Natassa ngomel2 di twitter.

Nah.. Jadi saya nanya lagi deh kebenarannya.. Dan si admin bales lagi untuk meyakinkan saya bahwa berita ini emang bener deh adanya.

Gak pake ngedip, saya langsung ngabarin suami saya perihal ini. Sedikit gak percaya, tapi ia tetap menawari saya untuk membayarkan, asalkan ini emang bener bukan penipuan atau sekedar PHP aja.

Admin bukukita.com memberi batas waktu konfirmasi transfer jam 10 malam. Karena nggak sabaran, saya sampe gak mau nunggu lagi untuk transfer, takut jangan sampe bukunya di order ke orang lain. Kasian lho suami saya sampe berkorban naik sepeda malem2 ujan pula buat ke ATM untuk transfer..

Kejadian selanjutnya: suami saya ngabarin kalo duit pembayarannya udah ditransfer.. Tapi, masalahnya: ATM-nya gak ngeluarin resi.. Suami saya hanya bisa mastiin kalo saldo rekeningnya berkurang and it means that the payment is officially done..
Ya Allah.. Ini kok jadi ribet gini ya?

Selanjutnya, malam itu juga saya coba konfirmasi payment ke admin bukukita.com.. Gak ada balasan sampe keesokan paginya.

Apa yang terjadi? Adminnya bersikeras minta bukti transfer. Lah saya harus apa nih, Gusti?

Sedikit bermohon, saya coba menjelaskan perkara "resi nggak keluar" tersebut. Untungnya, adminnya ngerti dan bersedia melakukan pengecekan.

1 hari..

2 hari..

Ga ada kabar kalo transferan masuk..

Saya nanya2 di WA apakah ada masalah dengan transferan saya, tapi lagi2 gak dibaca. Tapi, saya coba bersabar..

Hikmahnya, bersabar itu memang membuahkan hasil. Admin bukukita.com membenarkan nggak ada masalah dengan transferan saya, dan mengenai bukunya, silahkan tunggu sampai tanggal 10 Juni setelah PO selesai.

Okeyy.. I'll try to be patient, then..

Kabar tak terduga tiba-tiba datang pada tanggal 6 Juni. Saya dapat SMS dari bukukita.com yang mengabarkan bahwa buku TAOL pesenan saya sudah dikirim, dan akan tiba esok harinya, tanggal 7 Juni. Sedikit nggak percaya, saya tanya lagi nih via WA (maaf ya admin bukukita kalo saya suka ngusik kebahagiaanmu dengan WA saya.. Hehehe..).

Admin mengiyakan.

Dan.. Bener lho.. Keesokan harinya, sore2 buku yang saya tunggu2 itu udah nyampe dengan selamat.. Siap untuk segera dibaca..

Surprise..

Hehehe..

Hehehe..

Kebanyakan ketawa seneng sampe lupa ngucap syukur ya..

Alhamdulillah.. Terima kasih bukukita.com atas kiriman bukunya :)



Pelajaran berharga yang bisa saya petik dari kejadian ini adalah: Siapkan diri kalau2 ada event macem gini lagi.. Tapi mental harus tahan banting, tahan sedih, tahan iri, tahan sabar, tahan nyessek (ya iyalah jadi orang ke 153 udah pasti nyessek ya kan? Hehehe..

***

Ya begitulah ceritanya..

Nantikan review The Architecture of Love di blog saya ini setelah bukunya tiba di tangan saya untuk saya baca. Berhubung bukunya kemarin dikirim ke Jakarta, dan karena suami saya yang bayarin juga kan.. jadi suami saya minta jatah baca duluan.. Penasaran juga, katanya..

Untuk temen2 yang penasaran pengen baca buku ini, tunggu tanggal rilisnya yaa.. Kabarnya sih di Gramedia bakal nongol tanggal 27 Juni ini, tapi di beberapa toko buku online sudah bisa dipesan dengan harga spesial lho..

***
Have fun always..
*Radit'sMom*
Postingan Lama Beranda