Mungkin itulah kesan yang saya rasakan ketika pertama kali memasuki Ballroom Lily, Four Points of Sheraton, Makassar.. Pagi itu, tepatnya tanggal 3 April 2019, berlangsung Opening sebuah event fashion dan beauty terbesar di Indonesia Timur, yakni The International Female on The Move (FEMME) & Celebes Beauty Fashion Week (CBFW) 2019.
Performance Tarian Cura Labba dari Kazaki Art School |
Saya tiba tepat sebelum acara dimulai. Saat itu panggung sudah siap dengan dekorasi dan lighting memukau. Kebetulan sekali, saya yang saat itu datang dengan anak saya, kebagian tempat duduk tepat di samping gendang. Saya langsung penasaran pada momen spesial apa di rangkaian pembukaan ini nantinya gendang akan ditabuh.
Acara dibuka dengan penampilan tarian adat Cura Labba yang sungguh memukau. Tak mengherankan tarian ini disajikan, mengingat Lipa Sabbe atau sarung sutera adalah sebuah kekayaan budaya kebanggaan Sulawesi Selatan, provinsi yang menjadi tempat perhelatan FEMME. Cura Labba sendiri berarti salah satu motif tenun khas Sulawesi Selatan yang digambarkan dengan kotak-kotak besar.
Lipa Sabbe Cura Labba dalam Opening of FEMME 2019 |
Ada yang unik dari tarian ini, yaitu ketika seorang penari wanita diarak dalam sebuah tandu. Penari tersebut bertugas menarik lembaran sarung sutera panjang yang dibentangkan oleh para penari lainnya. Dengan lagu daerah Sulawesi Selatan sebagai pengiring tarian ini, sungguh ini merupakan sebuah pertunjukan yang tak hanya membuat saya terkesima, tapi juga merinding!
Tarian ini sekaligus mengingatkan kita bahwa Lipa Sabbe adalah sebuah warisan budaya nenek moyang kita, wujud pemikiran yang dituangkan pada selembar kain sarung untuk memperindah penampilan siapapun yang memakainya. Performance ini sekaligus juga menyadarkan kita bahwa masyarakat Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan, sudah sadar akan peranan fashion sebagai bagian dari gaya hidup bermasyarakat.
Ibu Icha AZ Lili, Chairwoman of FEMME |
Ibu Icha AZ Lili selaku "Chairwoman of FEMME" dalam sambutannya pada pembukaan ini mengungkap tujuan FEMME untuk mewujudkan ide untuk memajukan industri fashion serta menjaga kebudayaan di tanah air, khususnya kawasan Timur Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Ibu Icha mengenakan busana kreasi Baju Bodo putih yang sangat cantik, karya desainer Hengki Kawilarang.
Khusus di gelaran FEMME tahun ini, tema yang diangkat adalah "The Future of Culture", menggandeng Cita Prasanna yang berperan sebagai inisiator gerakan #BerbudayaItuKeren, yang selama ini mengedepankan kekuatan etnik Indonesia, yang dituangkan dalam karya fashion para professional designer tanah air.
Pembukaan Fashion Show dalam Opening FEMME 2019 (foto: Maghfiratul Istiqamah) |
Untuk pergelaran fashion show sendiri, FEMME menyediakan dua panggung utama untuk 20 slot fashion karya 50 desainer nasional, melibatkan 250 brand kenamaan Indonesia dalam pamerannya, 10 beauty exhibition, beserta 20 culinary partner.
Spesial di FEMME dan CBFW 2019 yang penuh dengan kesan glamour dan etnik ini, hadir Ibu Liestiaty F. Nurdin (Ketua Dekranasda Sulsel) didaulat untuk membuka acara, dengan mengenakan busana unik kreasi desainer berbakat dari negeri Sakura, Steven Tach.
Ibu Nurdin Abdullah selaku istri Gubernur Sulsel menyambut baik dan sangat antusias dengan adanya FEMME yang rutin diadakan setiap tahun di Makassar. "Kami betul-betul men-support. Gelaran FEMME ini mampu membuka wawasan kita melalui model-model baru yang selalu hadir setiap tahunnya. FEMME adalah salah satu event yang ditunggu-tunggu."
Acara Opening of FEMME dan CBFW 2019 semakin spesial dengan hadirnya sejumlah tokoh, diantaranya Anggota DPR Aliyah Mustika Ilham, Ketua Dekranasda Makassar Indira Jusuf Ismail, Ketua Dinas Pariwisata Makassar Kamelia Thanti Tantu, dan General Manager Four Points by Sheraton, I Gede Sujana.
Fashion Show Fashunica by Steven Tach dan Mulia Denny (foto: Maghfiratul Istiqamah) |
Setelah seluruh rangkaian Opening dilaksanakan, akhirnya penabuh gendang di sebelah saya sudah bersiap-siap menabuh, menandakan tibalah saat yang ditunggu-tunggu, yaitu Fashion Show dari Fashion Designer kenamaan yang siap menghebohkan panggung FEMME dengan karyanya yang memukau, yakni FASHUNICA by Steven Tach and Mulia Denny, serta Deden Siswanto. Fashion show ini menampilkan crossing dua budaya: Sulawesi Selatan dan Jepang ke dalam bingkai fashion yang mempesona.
Fashion Show bernuansa Jepang, karya Deden Siswanto (foto: Maghfiratul Istiqamah) |
Intinya nih.. saya dan teman-teman blogger yang bertugas meliput FEMME dan CBFW 2019 sangat bersyukur bisa terlibat dalam kegiatan yang sangat luar biasa ini.. Semoga tahun depan bisa bertemu lagi dengan gelaran FEMME dan CBFW yang lebih seru dan membanggakan!
Blogger Makassar bersama ChairWoman of FEMME (foto: Pachemindstore) |
Saya salfok dengan blogger Makasar dengan kain tradisional yang unik dan cantik bersama chaiwoman FEMME..Saya senang dan salut dengan gerakan #BerbudayaItuKeren yang mendasari acara ini. Semoga banyak pihak makin peduli dengan kelestarian budaya negeri ini
BalasHapusAamiin.. kalo bukan kita yg melestarikannya, siapa lagi ya Mba? apalagi generasi muda sekarang makin kreatif saja dalam mengolah kekayaan tenun tradisional :)
HapusKelestarian budaya memang sudah jadi tanggung jawab kita dalam kelestariannya. Semoga tahun depan diadakan lagi ya acara serupa ini.
BalasHapusDengan adanya reportase lengkap saya yang buah di luar area serasa ikut merasakan merindingnya hehehe
yuk Mba jalan2 ke Makassar ikutan FEMME tahun depan :)
Hapus