Sebagai perempuan, banyak hal yang perlu kita perhatikan selama bulan Ramadan ini, tentu yang terpenting adalah ibadah kita. Bagaimana menyiapkan makanan saat sahur dan berbuka agar selalu sehat dan cukup kandungan gizinya bagi keluarga. Pengalaman baru bagi saya karena anak pertama di Ramadan tahun ini sudah mau belajar puasa, harus selalu diberi semangat dan pelan-pelan dibiasakan dengan jadwal makan yang sedikit berubah selama puasa.
Kadang-kadang, si kakak minta dibelikan makanan ini dan itu buat dimakan saat berbuka, kadang juga minta diajak jalan ke mall buat ngabuburit. Awal Ramadan sih, kondisi keuangan masih bisa ngecover, tapi lama-lama saldo tabungan mulai menipis juga. Nah, kalo sudah ngomongin keuangan gini, biasanya ibu-ibu mulai khawatir dan pusing, apalagi kalau dompet sudah menjerit-jerit saking keringnya.
Itulah mengapa kita sebagai perempuan, apalagi jika sudah menjadi ibu, disarankan punya pengetahuan dan kesadaran untuk mengelola keuangan dengan baik, agar selalu stabil, misalnya di bulan Ramadan biasanya banyak sekali kebutuhan yang harus dibeli, apalagi jika sudah mendekat hari raya Idul Fitri. Pasar tradisional dan swalayan seringkali penuh dengan pembeli yang berdesakan membeli bahan masakan, belum lagi mall yang mulai penuh karena banyak yang ingin membeli baju baru untuk dipakai pas lebaran.
Gak ada salahnya menuruti keinginan hati untuk berbelanja, namun segala sesuatunya jika terlalu berlebihan dan tanpa dikontrol pasti dampaknya akan sulit diantisipasi. Misalnya pengeluaran mulai membengkak, yang tanpa disadari ternyata lebih besar dari pemasukan. Makanya, saya kagum banget sama ibu-ibu yang bisa mengontrol nafsu belanjanya dengan baik, sehingga keuangan tetap stabil selama Ramadan. Apalagi katanya Ramadan sebenarnya adalah sebuah momentum yang harus dimanfaatkan untuk berhemat, karena waktu makan yang tidak sesering jika tidak berpuasa.
Sebagai tips menjaga keuangan keluarga agar tetap stabil, ada beberapa langkah yang bisa kita terapkan nih, misalnya dengan mulai membuat catatan perencanaan keuangan. Buat rencana berupa daftar prioritas apa saja yang akan kita butuhkan dari jauh-jauh hari sebelum Ramadan. Tentukan anggaran pengeluaran untuk makan sahur dan berbuka, cicilan, listrik, kebutuhan pokok lainnya hingga dana darurat yang sesuai dengan kantong. Penting juga untuk memisahkan anggaran makanan untuk sahur dan berbuka agar lebih jelas skema pengeluarannya. Jangan lupa juga untuk senantiasa menyisihkan uang untuk bersedekah karena ini bulan yang baik untuk berbagi dengan sesama.
Jangan lupa untuk selalu dahulukan kebutuhan, bukan keinginan jika berbelanja. Puasa sebenarnya melatih kita menahan hawa nafsu. Bukan hanya lapar dan haus, namun termasuk juga keinginan berbelanja di luar kebutuhan utama. Hati-hati dan lebih selektif memilah-milah berbagai promo sale di pusat perbelanjaan atau e-commerce yang seringkali ditawarkan secara offline maupun online store. Pastikan untuk membeli kebutuhan Ramadan sesuai keperluan, tanpa tergiur promo sehingga terbelilah barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan.
Seringkali, harga kebutuhan pokok akan mengalami kenaikan saat Ramadan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, kelangkaan minyak goreng yang terjadi baru-baru ini cukup bikin panik. Alangkah baiknya, belanja berbagai kebutuhan seperti beras, minyak, dan lainnya dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadan agar tidak sampai terjadi panic buying.
Ada juga yang menyarankan saya agar membuat catatan keuangan yang lebih detail dengan anggaran pengeluaran harian agar bisa lebih mengetahui berapa banyak uang yang telah dihabiskan dan ke mana saja uang tersebut digunakan. Teruslah konsisten menjaga keuangan jangan sampai rencana yang sudah kita susun dari awal menjadi sia-sia. Komitmen itu penting agar pengeluaran tidak membengkak dan kondisi keuangan tetap stabil.
Satu cara yang bisa kita tempuh untuk mengelola keuangan selama Ramadan adalah dengan memiliki asuransi, mengingat Ramadan ini masih dalam suasana pandemi menjadikan segala sesuatunya serba tidak dapat diprediksi. Asuransi adalah langkah manajemen risiko yang baik agar terhindar dari keluarnya biaya yang membengkak.
Dengan memiliki asuransi, kita dapat menghindari terpakainya dana darurat atau investasi yang sudah dikumpulkan di saat menghadapi situasi genting. Seperti payung, tidak menjamin hujan tidak akan turun, tetapi dapat menjamin tidak kehujanan saat hujan turun. Selain berkeinginan untuk memberikan proteksi lebih, kita juga perlu untuk mengetahui pelayanan yang diberikan agar dapat merasa tenang dan aman tanpa khawatir berlebih.
Asuransi Astra bisa dipilih sebagai satu cara mempersiapkan dana darurat dengan berbagai pilihan keuntungan yang bisa kita rasakan manfaatnya, seperti asuransi kesehatan rawat jalan, asuransi retail, dan asuransi commercial. Sudah coba layanan Garda Healthtech yang memberi manfaat penggantian biaya Rumah Sakit yang menyeluruh dan lengkap mulai dari perawatan sebelum rawat inap sampai setelah rawat inap dan diperkaya dengan manfaat penunjang lainnya hingga pemantauan penyakit kritis yang dapat diperpanjang hingga Tertanggung mencapai usia 99 tahun serta manfaat tambahan rawat jalan dan gigi hingga Tertanggung mencapai usia 75 tahun.
Asuransi menjadi satu jalan menjaga kondisi keuangan agar tetap stabil sebagai langkah perencanaan jangka panjang dan proteksi diri misalnya dengan coba mendaftar asuransi rawat jalan cashless yang punya solusi mudah untuk klaim asuransi non tunai, gak hanya sebagai langkah berjaga-jaga selama bulan Ramadan, namun bisa untuk jangka panjang. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan selama berpuasa, agar puasa kita makin afdol, dan keluarga selalu ceria..
0 comments:
Posting Komentar