Teman-teman..
Setelah sama-sama belajar dan flash back ngebahas tentang sejarah koperasi, peranan badan hukum ini terhadap perekonomian Indonesia, dan Rebranding Koperasi sebagai jembatan penghubung peristiwa historik keberadaan Koperasi dan generasi millenial pada tulisan saya sebelumnya "Siapa Bilang Koperasi Itu Jadul?" , sekarang mari kita telaah lebih spesifik lagi mengenai metode yang paling tepat diterapkan untuk menggenjot semangat generasi muda jaman ini untuk lebih peduli dan mau melibatkan diri dalam kegiatan pengembangan dan optimalisasi fungsi Koperasi di Indonesia..
Karakteristik Generasi Millenial
Beberapa dari kita mungkin sudah akrab dengan istilah Generasi Millenial atau "Gen Z", yang digunakan untuk merepresentasikan penduduk di kalangan usia 17-37 tahun. Dari keseluruhan penduduk Indonesia yang jumlahnya lebih dari 255 juta jiwa, sebanyak 81 juta merupakan generasi millenial.
Generasi millenial lahir dan berkembang di lingkungan serba digital. Jika ditinjau dari karakter dan pengaruh lingkungannya, mereka cenderung lebih kritis, kreatif, dan open minded terhadap segala hal yang menarik perhatian atau menggugah rasa penasarannya.
Generasi millenial itu adalah agen perubahan yang dinamis, aktif bergerak membawa pengaruh pada orang-orang di sekitarnya. Namun jangan salah, karena karakter kritis yang mereka miliki inilah, kita harus pintar-pintar dan sedikit tricky jika ingin membuat mereka excited.
Dikutip dari hipwee.com, berikut ini karakter Generasi Millenial yang harus kita pahami:
Oke.. merunut pada poin-poin di atas, jelas terlihat bahwa generasi millenial cenderung berpatokan pada keberhasilan suatu brand membuktikan tagline yang diiklankan, dibuktikan dari testimonial individu yang telah menggunakan produk tersebut.
Setelah sama-sama belajar dan flash back ngebahas tentang sejarah koperasi, peranan badan hukum ini terhadap perekonomian Indonesia, dan Rebranding Koperasi sebagai jembatan penghubung peristiwa historik keberadaan Koperasi dan generasi millenial pada tulisan saya sebelumnya "Siapa Bilang Koperasi Itu Jadul?" , sekarang mari kita telaah lebih spesifik lagi mengenai metode yang paling tepat diterapkan untuk menggenjot semangat generasi muda jaman ini untuk lebih peduli dan mau melibatkan diri dalam kegiatan pengembangan dan optimalisasi fungsi Koperasi di Indonesia..
Di era serba digital ini, Koperasi mulai menembus Generasi Millenial (sumber gambar: instagram @kemenkopukm) |
Karakteristik Generasi Millenial
Beberapa dari kita mungkin sudah akrab dengan istilah Generasi Millenial atau "Gen Z", yang digunakan untuk merepresentasikan penduduk di kalangan usia 17-37 tahun. Dari keseluruhan penduduk Indonesia yang jumlahnya lebih dari 255 juta jiwa, sebanyak 81 juta merupakan generasi millenial.
Generasi millenial lahir dan berkembang di lingkungan serba digital. Jika ditinjau dari karakter dan pengaruh lingkungannya, mereka cenderung lebih kritis, kreatif, dan open minded terhadap segala hal yang menarik perhatian atau menggugah rasa penasarannya.
Generasi millenial itu adalah agen perubahan yang dinamis, aktif bergerak membawa pengaruh pada orang-orang di sekitarnya. Namun jangan salah, karena karakter kritis yang mereka miliki inilah, kita harus pintar-pintar dan sedikit tricky jika ingin membuat mereka excited.
Potret Generasi Millenial.. berinteraksi secara aktif di kehidupan nyata dan media sosial |
Dikutip dari hipwee.com, berikut ini karakter Generasi Millenial yang harus kita pahami:
- Generasi Millenial cenderung lebih percaya dengan User Generated Content (UGC) ketimbang informasi satu arah sebelum memutuskan membeli sebuah produk. Ketimbang jadi korban iklan TV lalu zonk, Generasi Millenial justru akan mencari tahu review dari orang-orang yang sudah menggunakan produk tersebut. Sebaliknya, ketika mereka menjadi user, mereka juga tak segan untuk blak-blakan menginformasikan pengalaman mereka memakai sebuah brand, entah itu baik ataupun buruk.
- Generasi Millenial mengandalkan sosial media sebagai pusat informasi dan sarana interaksi dengan sesama netizen. Jadi, wajib bagi kalangan ini untuk memiliki akun sosial media. Ibarat kata, Gen Z hidup di dua dunia: nyata dan maya.
- Terjadi pergeseran gaya membaca pada generasi millenial. Jika pada generasi sebelumnya, orang cenderung membaca secara konvensional dari media buku. Kini, meski metode konvensional tak sepenuhnya ditinggalkan, pola baca mulai beralih ke digital, di mana dulunya harus mencari buku di toko buku atau perpustakaan, sekarang sudah bisa akses melalui e-book.
- Smartphone menjadi suatu barang wajib bagi generasi millenial. Kenapa? Karena lebih praktis, fleksibel, dan multitasking. Dengan adanya smartphone, kita bisa lebih cepat memperoleh informasi setelah terkoneksi dengan internet. Generasi millenial bahkan lebih menikmati menonton film dari layar handphone ketimbang TV.
- Generasi Millenial menjadikan orang tua mereka sebagai tempat untuk meminta pertimbangan, saran, atau pendapat saat mereka akan menentukan pilihan. Mereka cenderung lebih percaya kepada orang tua, yang mereka anggap lebih berpengalaman dalam menghadapi masalah-masalah hidup.
Smartphone dan akun Media Sosial menjadi barang wajib bagi Generasi Sosial agar bisa terus eksis di era digital ini (image: dreamstime.com) |
Oke.. merunut pada poin-poin di atas, jelas terlihat bahwa generasi millenial cenderung berpatokan pada keberhasilan suatu brand membuktikan tagline yang diiklankan, dibuktikan dari testimonial individu yang telah menggunakan produk tersebut.
Karena sekarang jaman sudah serba dimudahkan dengan keberadaan sosial media, maka tanpa perlu repot bertanya sana-sini tentang produk yang ingin mereka tahu, generasi millenial akan spontan untuk searching di internet untuk mencari review-nya. Misalnya: review make-up. Generasi Millenial cukup mencarinya di Youtube, Blog, Google, Twitter atau Instagram untuk melihat poin plus atau minus dari item tersebut, berdasarkan konten yang ditampilkan.
Nah.. fenomena inilah yang melatarbelakangi munculnya istilah "marketing influencer", yang disematkan kepada mereka yang berpengaruh kuat dalam lingkup pergaulan mereka, khususnya di sosial media (sosmed). Gak heran, bila para influencer tak hanya harus pintar membahas produk dan mempengaruhi audience-nya, namun mereka juga harus punya banyak followers, pembaca, fans, atau subscribers di akun sosmed ataupun channel mereka. Semakin banyak yang mengikuti akun mereka, maka jangkauan pemasaran akan semakin luas.
Tak heran juga, bila akhirnya beberapa brand saat ini tak hanya butuh bintang iklan sebagai sarana promosi di TV ataupun billboard. Untuk mengikuti gaya hidup generasi millenial sebagai konsumen utama, mereka mulai juga merekrut para influencer sebagai jalan melebarkan pasar, menjangkau celah-celah eksistensi millenials yang merupakan target marketing.
Pentingnya Pemahaman Generasi Millenial tentang Peran Koperasi bagi Perekonomian Indonesia
Social Media Influencer lahir dari pergeseran perilaku penduduk dunia yang mulai menggunakan sosial media untuk mencari informasi faktual (sumber gambar: provenseo.com) |
Tak heran juga, bila akhirnya beberapa brand saat ini tak hanya butuh bintang iklan sebagai sarana promosi di TV ataupun billboard. Untuk mengikuti gaya hidup generasi millenial sebagai konsumen utama, mereka mulai juga merekrut para influencer sebagai jalan melebarkan pasar, menjangkau celah-celah eksistensi millenials yang merupakan target marketing.
Pentingnya Pemahaman Generasi Millenial tentang Peran Koperasi bagi Perekonomian Indonesia
"Generasi millenial yang akan memiliki koperasi di masa depan.
Kalau Generasi Millenial cuek dan tidak peduli, maka masa depan Koperasi di Indonesia akan suram. Sekarang saatnya generasi millenial merasa penting untuk ikut bersama-sama menggerakkan ekonomi nasional melalui koperasi. Talking and action.." (Meliadi Sembiring - Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM, disampaikan dalam Cooperative Talk "Pemuda dan Rebranding Koperasi di Era Millenial")
Kalau Generasi Millenial cuek dan tidak peduli, maka masa depan Koperasi di Indonesia akan suram. Sekarang saatnya generasi millenial merasa penting untuk ikut bersama-sama menggerakkan ekonomi nasional melalui koperasi. Talking and action.." (Meliadi Sembiring - Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM, disampaikan dalam Cooperative Talk "Pemuda dan Rebranding Koperasi di Era Millenial")
Kutipan di atas merefleksikan bahwa rela ataupun tidak, generasi pra-millenial wajib menyerahkan tongkat estafet perjuangan bangsa ini kepada penerusnya, dalam hal ini: kaum millenials.
Permasalahan selanjutnya, apakah generasi millenial sudah siap menerima tongkat estafet tersebut?
Koperasi Indonesia adalah warisan sejarah bangsa yang perlu diestafetkan ke tangan generasi muda (sumber gambar: instagram @kemenkopukm) |
Satu hal yang harus kita pahami bersama, tongkat estafet yang akan generasi millenial pegang bukan hanya semata barang pusaka biasa, yang karena sudah nampak kuno dan kurang kekinian, lantas dipajang saja di museum, tanpa ada sedikitpun kesadaran untuk mencari tahu latar belakang keberadaannya, lalu meneruskan keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai para pelaku sejarah, dan kemudian acuh tak acuh, larut begitu saja dalam arus modernisasi yang mungkin saja bisa mengikis nasionalisme pemuda jaman ini.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.."
Hawa kebebasan yang kita hirup saat ini adalah hasil tetes darah dan kucuran keringat para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari tangan para penjajah yang merenggut hak azasi dan kekayaan nenek moyang kita secara tidak manusiawi.
Lahirnya Proklamasi sebagai momentum perubahan besar dalam sejarah bangsa ini tentu tak boleh dipandang sebelah mata oleh generasi millenial. Begitupun dengan munculnya ide untuk mendirikan Koperasi sebagai sarana mengejar keadilan dan kesejahteraan, agar lepas dari kejahatan para lintah darat, yang merajalela pada jaman sebelum Koperasi lahir.
Namun kenyataannya, harus diakui bahwa saat ini nama, makna, dan peranan Koperasi untuk perekonomian nasional belum terlalu populer di kalangan anak muda jaman sekarang. Bahkan, dalam sebuah survei dikatakan bahwa generasi millenial (usia 17-30 tahun) yang jumlahnya mencapai 60% dari total populasi warga Indonesia (bonus demografi), justru tidak paham dan tidak tertarik dengan Koperasi. Sangat disayangkan..
"Bila perekonomian Indonesia dapat diibaratkan sebagai kebun, maka koperasi adalah pohon-pohon yang tumbuh di dalam kebun tersebut, yaitu siap dipetik buahnya oleh seluruh rakyat Indonesia."(Bung Hatta)
Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia (sumber: rullytricahyono.com) |
Mungkin pemuda kita hanya mengenal Bung Hatta sebagai tokoh proklamator, mendampingi Ir. Soekarno dalam merumuskan dan membacakan Proklamasi pada 17 Agustus 1945. Namun, mungkin saja banyak generasi millenial yang belum tahu bahwa Bung Hatta adalah juga merupakan "Bapak Koperasi Indonesia". Dari tangan beliaulah, Koperasi berkembang sebagai wadah bagi rakyat kita di jamannya untuk meraih kesejahteraan dengan jalan adil.
Seorang pengamat perkoperasian, Suroto meyakini, bila generasi millenial tidak tertarik akan koperasi, maka dipastikan Koperasi akan punah dari bumi Indonesia.. Pertanyaan yang timbul, apakah kita rela kehilangan Koperasi?
Generasi millenial seharusnya mampu menjadi pendorong untuk mereposisi koperasi sebagai suatu sistem ekonomi futuristik yang modern. Karena yang bisa menjawab tantangan kebangsaan dengan nilai kebersamaan dan keadilan untuk kesejahteraan anggotanya adalah koperasi.
Untuk generasi millenial, koperasi membawa virus kecintaan pada produk lokal, sehingga benda-benda berbau tradisional kini naik gengsi |
Seorang pengamat perkoperasian, Suroto meyakini, bila generasi millenial tidak tertarik akan koperasi, maka dipastikan Koperasi akan punah dari bumi Indonesia.. Pertanyaan yang timbul, apakah kita rela kehilangan Koperasi?
Generasi millenial seharusnya mampu menjadi pendorong untuk mereposisi koperasi sebagai suatu sistem ekonomi futuristik yang modern. Karena yang bisa menjawab tantangan kebangsaan dengan nilai kebersamaan dan keadilan untuk kesejahteraan anggotanya adalah koperasi.
Pemerintah, melalui Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, di bawah kepemimpinan Bapak Menteri Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga pun melihat fenomena kaum Millenial ini sebagai satu hal yang patut diberi perhatian khusus.
Bapak Menteri Koperasi dan UKM ketika menyerahkan sertifikat badan hukum koperasi kepada pelaku UKM (sumber: instagram @kemenkopukm) |
Sebuah Cooperative Talk bertajuk "Pemuda dan Rebranding Koperasi di Era Millenial" pun diadakan, dengan menghadirkan tokoh-tokoh yang kompeten di bidang Koperasi dan kepemudaan, guna merangkul lagi semangat anak-anak muda Indonesia untuk lebih peduli dengan masa depan koperasi sebagai salah satu tonggak perekonomian bangsa ini. Di era ini, Koperasi turut menjadi penyokong berdirinya UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) agar masyarakat kita bisa lebih mandiri dari segi keuangan, dengan memanfaatkan kreativitas, mampu menciptakan lapangan kerja baru dengan menjadi pelaku usaha
Dalam rangka optimalisasi fungsi Koperasi dan sosialisasi kepada generasi muda, Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia juga telah mengangkat Rano Karno sebagai Duta Koperasi Indonesia, mengingat perannya memajukan UMKM di Provinsi Banten.
Secara khusus, Pemerintah pada Hari Koperasi Indonesia 12 Juli untuk memperingati kelahiran Koperasi di Indonesia. Salah satu targetnya adalah untuk meningkatkan semangat Koperasi di kalangan generasi muda dan perempuan, dengan sasaran sebagai berikut:
Nah.. kalo Pemerintah sudah menawarkan solusi yang sangat mencerahkan seperti ini, kenapa anak muda tidak ramai-ramai memanfaatkan ini sebagai peluang untuk menjadi mandiri secara finansial di usia dini, dengan turut mendirikan UKM bersama Koperasi? Dengan mengandalkan kreativitas yang lebih kekinian, anak muda pasti bisa makin eksis karena lebih tau hal-hal yang lebih nge-trend dan jadi selera jaman sekarang.
Kemudian, berdasarkan amanat Pasal 33 UUD 1945 dan misi Jokowi-JK untuk mereformasi ekonomi, Kementerian Koperasi dan UKM RI menjalankan Reformasi Ekonomi sebagai wujud Ekonomi Berdikari, yang terdiri atas 3 poin: Rehabilitasi Ekonomi berupa pembaharuan organisasi, Reorientasi Koperasi dari Kuantiras menjadi Kualitas, dan Pengembangan Koperasi itu sendiri.
Khusus di tingkat perguruan tinggi, mahasiswa bisa bergabung di KOPMA (Koperasi Mahasiswa) untuk menyalurkan minta bisnisnya dengan sesama mahasiswa yang mempunyai misi yang sama. Syukur-syukur bila sarjana nanti, bisa menjadi pebisnis handal, bermodalkan bekal ilmu bisnis yang sudah didapatkan di sini.
Anak muda juga bisa menjadi influencer dalam menyukseskan program Rebranding Koperasi di kalangan generasi millenial, dengan mengajak teman-temannya bergabung menjadi anggota Koperasi, agar gaung Koperasi Indonesia bisa terus lestari di bumi Ibu Pertiwi yang kita cintai bersama ini.
Dalam rangka optimalisasi fungsi Koperasi dan sosialisasi kepada generasi muda, Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia juga telah mengangkat Rano Karno sebagai Duta Koperasi Indonesia, mengingat perannya memajukan UMKM di Provinsi Banten.
Secara khusus, Pemerintah pada Hari Koperasi Indonesia 12 Juli untuk memperingati kelahiran Koperasi di Indonesia. Salah satu targetnya adalah untuk meningkatkan semangat Koperasi di kalangan generasi muda dan perempuan, dengan sasaran sebagai berikut:
- Tumbuh dan berkembangnya semangat membangun kehidupan berkoperasi di berbagai bidang kegiatan ekonomi, baik oleh gerakan Koperasi sendiri, maupun pemerintah dan masyarakat
- Meningkatkan komitmen, apresiasi, dan kesadaran masyarakat dalam berkoperasi
- Meningkatkan fasilitas pengembangan usaha anggota melalui pengembangan kerjasama antar koperasi dengan badan usaha lainnya
Koperasi membangun daya saing nasional (sumber gambar: instagram @kemenkopukm) |
Koperasi turut menjadi ajang pengrajin lokal memperkenalkan kualitas produknya kepada dunia, bahkan kini produk UKM sudah merambah ke mal-mal modern di kota besar yang banyak didatangi kaum millenial |
Kemudian, berdasarkan amanat Pasal 33 UUD 1945 dan misi Jokowi-JK untuk mereformasi ekonomi, Kementerian Koperasi dan UKM RI menjalankan Reformasi Ekonomi sebagai wujud Ekonomi Berdikari, yang terdiri atas 3 poin: Rehabilitasi Ekonomi berupa pembaharuan organisasi, Reorientasi Koperasi dari Kuantiras menjadi Kualitas, dan Pengembangan Koperasi itu sendiri.
Tujuan 3 poin Reformasi Koperasi yang sedang dijalankan Kementerian Koperasi dan UKM RI (sumber gambar: instagram @kemenkopukm) |
Khusus di tingkat perguruan tinggi, mahasiswa bisa bergabung di KOPMA (Koperasi Mahasiswa) untuk menyalurkan minta bisnisnya dengan sesama mahasiswa yang mempunyai misi yang sama. Syukur-syukur bila sarjana nanti, bisa menjadi pebisnis handal, bermodalkan bekal ilmu bisnis yang sudah didapatkan di sini.
KOPMA Universitas Hasanuddin, tempat saya kuliah dulu (sumber gambar: Kopma UNHAS) |
Anak muda juga bisa menjadi influencer dalam menyukseskan program Rebranding Koperasi di kalangan generasi millenial, dengan mengajak teman-temannya bergabung menjadi anggota Koperasi, agar gaung Koperasi Indonesia bisa terus lestari di bumi Ibu Pertiwi yang kita cintai bersama ini.
Mari Viralkan Rebranding Koperasi untuk Generasi Muda Melalui Media Sosial
Ketidakpahaman dan ketidaktertarikan anak muda terhadap koperasi menjadi inti masalah yang melahirkan Rebranding Koperasi sebagai langkah konkret untuk lebih mendekatkan diri ke kalangan millenial.
Sesuai namanya, konsep Rebranding Koperasi bertujuan untuk melahirkan kembali Koperasi dengan image yang lebih fresh dan sesuai dengan perkembangan jaman di era sekarang. Dengan langkah ini, Koperasi diharapkan mampu menjadi bunglon yang supel, bisa bergaul dan menyesuaikan diri dengan siapa saja, mampu menjangkau dan memberi pengaruh positif pada siapa saja, tanpa terbatas usia dan latar belakang apapun, tak terkecuali generasi muda. Mari segera tinggalkan stigma Koperasi sebagai barang jadul, kuno, atau ketinggalan jaman yang selama ini mungkin melekat di benak kita!
Sosial media menawarkan solusi sekaligus senjata ampuh untuk menggiatkan Rebranding Koperasi ke kalangan generasi millenial (uukoperasi.blogspot.co.id dan hipwee.com) |
Salah satu upaya yang bisa ditempuh untuk menggiatkan Rebranding Koperasi di era digital ini adalah dengan memanfaatkan media sosial sebagai sebuah sarana untuk menarik perhatian generasi millenial untuk berkoperasi. Tanamkan manfaat koperasi sebagai barang kekinian yang bisa mencerahkan masa depan, sekaligus wadah belajar bisnis dengan penerapan prinsip keadilan yang berarah pada kesejahteraan.
Mengapa penting memaksimalkan penggunaan Media Sosial untuk Rebranding Koperasi? Berikut alasannya:
- Media Sosial menjangkau lebih banyak orang
- Perubahan behaviour masyarakat, di mana media sosial menjadi bahan pertimbangan untuk membeli, mengggunakan, atau mengonsumsi suatu produk
- Media sosial sebagai sarana yang tepat untuk interaksi antara calon konsumen dengan penjual dan produknya.
- Masyarakat sekarang ini cenderung menjadikan media sosial sebagai sumber informasi dan data
Sosial media memudahkan banyak pekerjaan, menjangkau lebih banyak orang di berbagai belahan dunia (sumber gambar: okezone.com) |
Media sosial saat ini menjadi senjata paling ampuh untuk menarik minat generasi millenial. Jika di dunia nyata, generasi millenial punya Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk menandai kependudukannya sebagai warga yang bermukim di suatu negara, maka akun media sosial menjadi representasi identitas sekaligus eksistensi mereka sebagai netizen, penghuni dunia maya.
Seperti yang dibahas di awal, di mana generasi millenial senang mencari testimonial di sosial media sebelum membeli produk kemudian lebih memilih berbelanja secara online ketimbang repot-repot mencari barang di mall atau supermarket, dan juga tertarik dengan brand yang mendukung kegiatan sosial. Tujuannya, jelas.. untuk berbelanja sekaligus memperluas jaringan pertemanan.
Seperti yang dibahas di awal, di mana generasi millenial senang mencari testimonial di sosial media sebelum membeli produk kemudian lebih memilih berbelanja secara online ketimbang repot-repot mencari barang di mall atau supermarket, dan juga tertarik dengan brand yang mendukung kegiatan sosial. Tujuannya, jelas.. untuk berbelanja sekaligus memperluas jaringan pertemanan.
Strategi Menggaet Generasi Millenial untuk Berkoperasi
Oke.. selanjutnya, menurut Billy Boen (Founder & CEO Young on Top: GDILab.com), "Manfaat medsos adalah untuk meningkatkan jangkauan dan exposure (brand awareness), berinteraksi dengan followers (engagement), dan memberikan solusi kepada follower (selling)."
Hal ini juga bisa diterapkan jika ingin menggiatkan Rebranding Koperasi. Pertama-tama, mendekati, menawarkan manfaat, dan memberi solusi tentang Rebranding Koperasi kepada anak muda, sehingga akan timbul chemistry dan loyalitas terhadap koperasi itu sendiri.
Sebelum mulai menebar konten positif tentang Koperasi via Medsos, pahami dulu strategi untuk meningkatkan daya saing Koperasi dan UKM pada gambar berikut. (sumber: instagram @kemenkopukm) |
Nah.. untuk memikat hati generasi millenial di media sosial, ada tips-tips yang bisa diterapkan, di antaranya:
- Aktif post, like, dan comment di media sosial
- Merespon setiap pertanyaan, kritik, dan saran dengan cepat
- Hindari melakukan promosi terus-menerus tanpa jeda, karena akan berpotensi dianggap spam dan beresiko di-mute atau di-unfollow
- Membuat konten yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, seperti motivational quotes atau daily tips and trick.
"Dengan memanfaatkan sosial media, maka hambatan jarak, ruang dan waktu, serta harga barang bisa tereliminir..", Agus Muharram (Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia)
Generasi AMPUH (Anak Muda Punya Usaha)
Satu hal yang juga wajib diketahui oleh generasi millenial, terutama yang ingin mandiri dan sukses secara finansial di usia muda bersama Koperasi adalah diciptakannya Generasi Anak Muda Punya Usaha (AMPUH) oleh Pemerintah. Dalam hal ini, Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia menargetkan pencapaian persentase angka ideal jumlah wirausaha sebesar 2% melalui 14 Program Pelatihan Kewirausahaan. Dari sini, pemerintah telah menargetkan lahirnya 44.427 Wirausaha baru akan lahir setelah mengikuti pelatihan yang diadakan di daerah-daerah di seluruh Indonesia.
Program Generasi AMPUH, bentukan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (sumber gambar: instagram @kemenkopukm) |
Nah.. Generasi Milenial.. What are you waiting for? Segera cari tahu lebih banyak lagi keuntungan yang bisa didapatkan dengan aktif berpartisipasi menggiatkan Koperasi.. Rebranding Koperasi ini memang ditujukan untuk kamu yang berpikiran segar, kreatif, inovatif, berdaya saing untuk maju dan sukses di usia muda bersama Koperasi..
Jangan lupa, selalu manfaatkan media sosial untuk menebar hal-hal positif yaa..
***
Referensi:
***
***
Referensi:
- "Koperasi dan UMKM sebagai Fondasi Perekonomian Indonesia", karangan M. Azrul Tanjung, Terbitan Erlangga, Tahun 2017
- Sosial Media Kementerian Koperasi dan UKM (twitter @kemenkopukm dan instagram @kemenkopukm)
***