Semua orang tua pasti ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang hebat, sosok yang mandiri dan berguna di masa depannya kelak.
Ketika melihat si kecil asyik bermain dan mulai menunjukkan banyak kemajuan di masa tumbuh-kembangnya ini, batin saya bertanya-tanya.. "Mampukah saya mendidik dan menjadikannya anak yang hebat dan berguna di masa depannya nanti?".
Rasa cemas ini mendorong saya untuk mencari-cari tips dan trik mendidik anak. Entah itu bertanya pada orang-orang yang berpengalaman, memantau akun sosmed parenting, ataupun sekedar googling.
Saya juga tak mau ketinggalan info seputar parenting event. Saya pikir acara-acara semacam ini bisa jadi ajang sharing sesama orang tua yang hadir dalam acara tersebut, jadi tak hanya sekedar pembekalan materi belaka. Karena untuk menjadi orang tua yang baik itu butuh proses panjang dan lama, ilmunya tak bisa didapatkan di bangku sekolah manapun. Learning by Doing..
Sabtu (17/6) lalu, satu event inspiratif diadakan oleh Bebelac, brand susu yang sudah cukup lama mengampanyekan tagline "Grow Them Great". Patio Trattoria & Pizzeria pun dipilih menjadi tempat pelaksanaannya. Suasana cozy ala2 Eropa sangat terasa saat pertama kali tiba di sini. Nuansa kuning dan oranye yang dipilih sebagai warna tema acara ini menjadi penyemangat tersendiri, menambah semarak.
Acara ini sengaja diselenggarakan Bebelac dalam rangka kampanye "Juara Hebat Kebaikan" yang punya tujuan mulia untuk mendukung orang tua dalam memberikan stimulasi tepat untuk menunjang tumbuh-kembangnya menjadi anak yang berkarakter hebat.
Momentum Ramadhan sengaja dipilih oleh Bebelac karena bulan ini dianggap sebagai waktu yang pas untuk menebar kebaikan bagi sesama dengan cara berbagi bersama teman-teman dari Rumah Yatim, sekaligus menanamkan nilai moral positif bagi buah hati, sebagai langkah awal pembentukan karakter yang cerdas bersosialisasi dan punya rasa empati yang tinggi.
Sebagai hiburannya, ada adik-adik berbakat dari Sanggar Kak Yuli yang menampilkan tari-tarian khas Arabian. Lucu, atraktif, dan menggemaskan.
Senangnya, para orang tua yang hadir di acara ini diperbolehkan membawa anak-anaknya untuk ikut merasakan euforia "sharing kindness" bersama Bebelac. Saya pun tidak mau ketinggalan donk.. Biarpun hanya datang berdua dengan anak, tapi begitu sampai di sana dan berbaur dengan orangtua dan anak lain, rasanya bahagia sekali. Sarat edukasi, inspiratif, informatif, tapi playful juga.. ada "kids corner" segala.. Jadi si kecil gak bakal bosen berlama-lama di sini deh..
Ketika melihat si kecil asyik bermain dan mulai menunjukkan banyak kemajuan di masa tumbuh-kembangnya ini, batin saya bertanya-tanya.. "Mampukah saya mendidik dan menjadikannya anak yang hebat dan berguna di masa depannya nanti?".
Rasa cemas ini mendorong saya untuk mencari-cari tips dan trik mendidik anak. Entah itu bertanya pada orang-orang yang berpengalaman, memantau akun sosmed parenting, ataupun sekedar googling.
Saya juga tak mau ketinggalan info seputar parenting event. Saya pikir acara-acara semacam ini bisa jadi ajang sharing sesama orang tua yang hadir dalam acara tersebut, jadi tak hanya sekedar pembekalan materi belaka. Karena untuk menjadi orang tua yang baik itu butuh proses panjang dan lama, ilmunya tak bisa didapatkan di bangku sekolah manapun. Learning by Doing..
Sabtu (17/6) lalu, satu event inspiratif diadakan oleh Bebelac, brand susu yang sudah cukup lama mengampanyekan tagline "Grow Them Great". Patio Trattoria & Pizzeria pun dipilih menjadi tempat pelaksanaannya. Suasana cozy ala2 Eropa sangat terasa saat pertama kali tiba di sini. Nuansa kuning dan oranye yang dipilih sebagai warna tema acara ini menjadi penyemangat tersendiri, menambah semarak.
Acara ini sengaja diselenggarakan Bebelac dalam rangka kampanye "Juara Hebat Kebaikan" yang punya tujuan mulia untuk mendukung orang tua dalam memberikan stimulasi tepat untuk menunjang tumbuh-kembangnya menjadi anak yang berkarakter hebat.
Momentum Ramadhan sengaja dipilih oleh Bebelac karena bulan ini dianggap sebagai waktu yang pas untuk menebar kebaikan bagi sesama dengan cara berbagi bersama teman-teman dari Rumah Yatim, sekaligus menanamkan nilai moral positif bagi buah hati, sebagai langkah awal pembentukan karakter yang cerdas bersosialisasi dan punya rasa empati yang tinggi.
momen ketika MC mengajak adik-adik dari Rumah Yatim dan Sanggar Kak Yuli untuk menceritakan kebaikan-kebaikan yang sudah mereka lakukan selama bulan Ramadhan |
Sebagai hiburannya, ada adik-adik berbakat dari Sanggar Kak Yuli yang menampilkan tari-tarian khas Arabian. Lucu, atraktif, dan menggemaskan.
Senangnya, para orang tua yang hadir di acara ini diperbolehkan membawa anak-anaknya untuk ikut merasakan euforia "sharing kindness" bersama Bebelac. Saya pun tidak mau ketinggalan donk.. Biarpun hanya datang berdua dengan anak, tapi begitu sampai di sana dan berbaur dengan orangtua dan anak lain, rasanya bahagia sekali. Sarat edukasi, inspiratif, informatif, tapi playful juga.. ada "kids corner" segala.. Jadi si kecil gak bakal bosen berlama-lama di sini deh..
Kids Corner |
Melalui event yang dikemas dalam format talkshow interaktif ini, diharapkan pikiran para orang tua dapat tercerahkan dengan pehamaman bahwa "Anak Hebat" itu tidak melulu hanya dinilai dari intelektualitasnya saja. Ada banyak hal yang harus dimiliki seorang anak (di masa-masa emas pertumbuhannya) untuk bisa diberi label "Hebat" dan dinilai "Kompeten" sehingga layak untuk menunjang masa depannya kelak.
Antara IQ dan EQ, mana yang lebih penting untuk mencetak "Generation of Kindness"?
Banyak orang tua mewajibkan anaknya harus pintar dan unggul secara akademik (IQ). Hal ini tanpa disadari bisa menekan mental sang anak. Orang tua pun kadang lupa mengajarkan hal-hal lain yang juga tak kalah penting sebagai pondasi perjalanan sang anak dalam proses tumbuh-kembangnya.
Dalam talkshow "Juara Hebat Kebaikan" bersama Bebelac, para pembicara mengajak para orang tua untuk membuka pikiran seluas-luasnya untuk memahami pentingnya seorang anak memiliki kecerdasan emosional (kebaikan hati) untuk menunjang kecerdasan intelektual sang anak di masa pertumbuhannya. Jika IQ melatih anak melatih daya pikirnya (what they think), maka EQ lebih mengarahkan insting dan perasaan (what they feel) sang anak untuk memahami setiap kejadian yang ditemuinya. Anak hebat harus mampu menyeimbangkan keduanya agar bisa survive dan makin bersinar di masa depannya kelak.
Pada banyak kasus, sering ditemui anak-anak (bahkan juga orang tua) yang individualis, egois, dan cuek terhadap lingkungannya. Mereka cenderung tidak lagi menunjukkan sikap empati, sopan santun, dan rasa saling menghormati terhadap sesamanya. Sebagai orang tua yang sayang anak, tentunya tidak ingin hal itu terjadi pada anak kita.
Psikolog Roslina Verauli memaparkan bahwa nilai kebaikan perlu ditanamkan sejak dini untuk mengasah kecerdasan emosional (EQ) agar anak memiliki kepribadian yang kuat, memiliki "good manner", kemandirian, sense of surviving, sikap sabar, dan pengertian sejak dini.
Kekuatan “Emotional Bonding” Orang Tua & Anak Menjadi Sarana Stimulasi Kebaikan
Kecerdasan emosional (EQ) tidak serta-merta dimiliki anak dengan sendirinya. Orang tua perlu memberikan stimulasi yang tepat sedini mungkin untuk menjadikan anak hebat secara emosional, agar kelak sang anak mampu berinteraksi dengan cara-cara yang positif, tidak agresif, dan lebih kooperatif dengan orang-orang yang ditemuinya. Kemampuan inilah yang memupuk jiwa sosial sang anak untuk gemar dan sukses membangun hubungan pertemanan dengan orang-orang yang dijumpainya.
Anak yang kompeten secara emosional dan sosial memiliki rasa empati yang tinggi. Mereka lebih percaya diri, adaptif, dan mudah berkolaborasi dengan lingkungan, tak takut berkenalan dan berinteraksi dengan siapapun. Kemampuan inilah yang selanjutnya menjadi faktor pemicu yang menjadikan sang anak mampu berprestasi dan aktif untuk melakukan aktivitas positif lainnya, tak terkecuali dalam hal akademik. Jiwa sosial tinggi membuatnya lebih populer dan disenangi teman-temannya.
Karenanya, penting bagi kita sebagai orang tua menjalin kedekatan emosional dengan anak sebagai sarana pemberian stimulasi untuk kecerdasan emosionalnya, agar selanjutnya ia pun tak ragu untuk menunjukkan kebaikan pada orang-orang di sekitarnya.
Anak yang kompeten secara emosional dan sosial memiliki rasa empati yang tinggi. Mereka lebih percaya diri, adaptif, dan mudah berkolaborasi dengan lingkungan, tak takut berkenalan dan berinteraksi dengan siapapun. Kemampuan inilah yang selanjutnya menjadi faktor pemicu yang menjadikan sang anak mampu berprestasi dan aktif untuk melakukan aktivitas positif lainnya, tak terkecuali dalam hal akademik. Jiwa sosial tinggi membuatnya lebih populer dan disenangi teman-temannya.
Karenanya, penting bagi kita sebagai orang tua menjalin kedekatan emosional dengan anak sebagai sarana pemberian stimulasi untuk kecerdasan emosionalnya, agar selanjutnya ia pun tak ragu untuk menunjukkan kebaikan pada orang-orang di sekitarnya.
Tahapan Kecerdasan Emosional Anak 2-7 Tahun
Kampanye Bebelac “Juara Hebat Kebaikan” ini diharapkan mampu menginspirasi para orang tua yang memiliki anak yang tengah berada di dalam masa-masa awal ia mulai belajar berinteraksi, bersosialisasi, berempati, dan mengenali hal-hal baru, dengan segmentasi usia anak antara 2-7 tahun,
Sebelum memantapkan diri untuk menjadikan anak kita juara dalam hal kebaikan, penting bagi kita mengenal karakteristik emosi anak di masa gemilang ini. Anak-anak usia 2 hingga 7 tahun akan memperlihatkan kecerdasan emosional berikut ini:
- Aktivitasnya masih berpusat pada diri sendiri (Egosentris), masih senang bermain dan bergelut dengan hal-hal yang disenanginya.
- Perkembangan logikanya belum sempurna, masih berpikir konkret
- Pikirannya masih berfokus pada 1 hal saja
- Perkembangan bahasanya meningkat, ditandai dengan banyaknya kosakata yang mulai bisa dilafalkannya.
- Mulai mengenal simbol-simbol, masih sulit menangkap kata-kata atau penjelasan yang rumit.
Untuk menumbuhkan rasa peduli, orang tua harus selalu menjadi contoh yang baik (role model) dalam berbuat kebaikan. Sebagai contoh, ibu membantu seorang nenek menyeberang jalan, atau ayah memberikan tempat duduk kepada ibu hamil di kendaraan umum. Bila sang anak terbiasa melihat orang tuanya berbuat baik kepada seseorang, maka dengan sendirinya akan tertanam di benak anak bahwa berbuat kebaikan adalah satu pola tingkah laku yang dibiasakan, bukan disengajakan.
Selain itu, orang tua perlu melibatkan seluruh anggota keluarga (kakek, nenek, om, tante, kakak, dll) untuk ikut berpartisipasi menanamkan nilai kebaikan pada anak. Bisa dengan cara story telling tentang kebaikan, lalu dikaitkan dengan kejadian-kejadian yang sering kita temukan setiap hari.
Sebagai orang tua yang ingin menanamkan nilai kebaikan pada anak, kita wajib menjaga konsistensi untuk menjaga perilaku kita di depan anak. Bertindak sesuai dengan apa yang kita ajarkan kepada sang anak, agar anak dapat meniru perbuatan baik tersebut tanpa ragu.
Dukungan Sosial
Anak-anak butuh dukungan dari orang-orang di sekitarnya agar terbiasa melakukan kebaikan. Dukungan tersebut berupa:
1. Kesempatan, berikan ruang untuk anak melakukan kebaikan sesuai inisiatifnya
2. Pendampingan, berikan bantuan ketika anak mengalami kesulitan saat ingin berbuat baik
3. Apresiasi, berikan pujian terhadap setiap usaha kebaikan yang dilakukannya, bagaimanapun hasilnya, usahakan jangan menyepelekan tindakannya.
Apresiasi yang Tepat
- Aktivitasnya masih berpusat pada diri sendiri (Egosentris), masih senang bermain dan bergelut dengan hal-hal yang disenanginya.
- Perkembangan logikanya belum sempurna, masih berpikir konkret
- Pikirannya masih berfokus pada 1 hal saja
- Perkembangan bahasanya meningkat, ditandai dengan banyaknya kosakata yang mulai bisa dilafalkannya.
- Mulai mengenal simbol-simbol, masih sulit menangkap kata-kata atau penjelasan yang rumit.
Untuk menumbuhkan rasa peduli, orang tua harus selalu menjadi contoh yang baik (role model) dalam berbuat kebaikan. Sebagai contoh, ibu membantu seorang nenek menyeberang jalan, atau ayah memberikan tempat duduk kepada ibu hamil di kendaraan umum. Bila sang anak terbiasa melihat orang tuanya berbuat baik kepada seseorang, maka dengan sendirinya akan tertanam di benak anak bahwa berbuat kebaikan adalah satu pola tingkah laku yang dibiasakan, bukan disengajakan.
Selain itu, orang tua perlu melibatkan seluruh anggota keluarga (kakek, nenek, om, tante, kakak, dll) untuk ikut berpartisipasi menanamkan nilai kebaikan pada anak. Bisa dengan cara story telling tentang kebaikan, lalu dikaitkan dengan kejadian-kejadian yang sering kita temukan setiap hari.
Sebagai orang tua yang ingin menanamkan nilai kebaikan pada anak, kita wajib menjaga konsistensi untuk menjaga perilaku kita di depan anak. Bertindak sesuai dengan apa yang kita ajarkan kepada sang anak, agar anak dapat meniru perbuatan baik tersebut tanpa ragu.
Dukungan Sosial
Anak-anak butuh dukungan dari orang-orang di sekitarnya agar terbiasa melakukan kebaikan. Dukungan tersebut berupa:
1. Kesempatan, berikan ruang untuk anak melakukan kebaikan sesuai inisiatifnya
2. Pendampingan, berikan bantuan ketika anak mengalami kesulitan saat ingin berbuat baik
3. Apresiasi, berikan pujian terhadap setiap usaha kebaikan yang dilakukannya, bagaimanapun hasilnya, usahakan jangan menyepelekan tindakannya.
Apresiasi yang Tepat
Bagaimana bentuk apresiasi yang tepat diterapkan pada anak yang telah menunjukkan perbuatan baiknya?
1. Fokuskan pujian secara spesifik pada perilaku dan usaha anak
2. Ekspresikan apreasiasi tersebut secara spontan
3. Berikan apresiasi/ perhatian, bahkan di saat anak mengalami kesulitan
4. Buat tradisi keluarga yang bentuknya kegiatan sosial
5. Ajak anak berdiskusi ketika melihat seseorang membutuhkan pertolongan untuk menumbuhkan kesadaran berempati
Apresiasi yang tepat akan menumbuhkan motivasi sang anak untuk menjadi "Juara Hebat Kebaikan"
Nutrisi Baik Untuk Tumbuh dan Berkembang dengan Baik
Selain stimulasi yang tepat, orang tua juga wajib memberikan asupan nutrisi yang baik untuk menunjang perkembangan kecerdasan intelektual dan emosional anak di masa emas pertumbuhannya ini. Produsen Bebelac, PT Nutricia Indonesia Sejahtera percaya bahwa pemenuhan nutrisi sehat selama 1000 hari pertama (sejak dalam kandungan hingga tahun ke enam) akan terus berdampak sampai seumur hidup.
Nutrisi yang baik terkandung dalam makanan dengan gizi seimbang yang mengandung minyak ikan, asam linoleat, vitamin dan mineral, dilengkapi dengan susu.
Selain berkomitmen untuk menyediakan nutrisi yang tepat pada masa tumbuh-kembang sang buah hati, Bebelac mengajak anda berpartisipasi aktif melalui kegiatan "Juara Hebat Kebaikan" sebagai wujud komitmen upaya pendampingan bagi para orang tua untuk memberikan stimulasi yang tepat untuk kecerdasan si kecil. Caranya, kirimkan foto atau video yang disertai caption berisi cerita kebaikan sang buah hati ke www.bebeclub.co.id/juarahebatkebaikan. Periode kegiatan berlangsung dari 5 Mei-30 Juni 2017.
Tunggu apa lagi? Yuk ajak si kecil menjadi inspirasi kebaikan sekarang juga.. dan bersiaplah menjadi "Juara Hebat Kebaikan" bersama Bebelac.
Grow Them Great..
Iyap IQ dan Eq harus seimbang dannjadi anak hebat selalu berbuat baik
BalasHapussemoga kita selalu bisa jadi contoh yg baik untuk anak2 kita ya mba Miut 😊 Aamiin..
HapusMemberikan Contoh adalah cara yang terbaik untuk mendidik anak ya mba
BalasHapussetuju mba Echi ☺ terus terang saya masih agak susah menerapkannya.. insya Allah learning by doing.. hehehe
Hapus