Jumat, 23 Juni 2017

Stimulasi Tepat Untuk "Juara Hebat Kebaikan"






Semua orang tua pasti ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang hebat, sosok yang mandiri dan berguna di masa depannya kelak.

Ketika melihat si kecil asyik bermain dan mulai menunjukkan banyak kemajuan di masa tumbuh-kembangnya ini, batin saya bertanya-tanya.. "Mampukah saya mendidik dan menjadikannya anak yang hebat dan berguna di masa depannya nanti?".

Rasa cemas ini mendorong saya untuk mencari-cari tips dan trik mendidik anak. Entah itu bertanya pada orang-orang yang berpengalaman, memantau akun sosmed parenting, ataupun sekedar googling.

Saya juga tak mau ketinggalan info seputar parenting event. Saya pikir acara-acara semacam ini bisa jadi ajang sharing sesama orang tua yang hadir dalam acara tersebut, jadi tak hanya sekedar pembekalan materi belaka. Karena untuk menjadi orang tua yang baik itu butuh proses panjang dan lama, ilmunya tak bisa didapatkan di bangku sekolah manapun. Learning by Doing..

Sabtu (17/6) lalu, satu event inspiratif diadakan oleh Bebelac, brand susu yang sudah cukup lama mengampanyekan tagline "Grow Them Great". Patio Trattoria & Pizzeria pun dipilih menjadi tempat pelaksanaannya. Suasana cozy ala2 Eropa sangat terasa saat pertama kali tiba di sini. Nuansa kuning dan oranye yang dipilih sebagai warna tema acara ini menjadi penyemangat tersendiri, menambah semarak.

Acara ini sengaja diselenggarakan Bebelac dalam rangka kampanye "Juara Hebat Kebaikan" yang punya tujuan mulia untuk mendukung orang tua dalam memberikan stimulasi tepat untuk menunjang tumbuh-kembangnya menjadi anak yang berkarakter hebat.





Momentum Ramadhan sengaja dipilih oleh Bebelac karena bulan ini dianggap sebagai waktu yang pas untuk menebar kebaikan bagi sesama dengan cara berbagi bersama teman-teman dari Rumah Yatim, sekaligus menanamkan nilai moral positif bagi buah hati, sebagai langkah awal pembentukan karakter yang cerdas bersosialisasi dan punya rasa empati yang tinggi.



momen ketika MC mengajak adik-adik dari Rumah Yatim dan Sanggar Kak Yuli untuk menceritakan kebaikan-kebaikan yang sudah mereka lakukan selama bulan Ramadhan


Sebagai hiburannya, ada adik-adik berbakat dari Sanggar Kak Yuli yang menampilkan tari-tarian khas Arabian. Lucu, atraktif, dan menggemaskan.

Senangnya, para orang tua yang hadir di acara ini diperbolehkan membawa anak-anaknya untuk ikut merasakan euforia "sharing kindness" bersama Bebelac.  Saya pun tidak mau ketinggalan donk.. Biarpun hanya datang berdua dengan anak, tapi begitu sampai di sana dan berbaur dengan orangtua dan anak lain, rasanya bahagia sekali. Sarat edukasi, inspiratif, informatif, tapi playful juga.. ada "kids corner" segala.. Jadi si kecil gak bakal bosen berlama-lama di sini deh..


Kids Corner

Melalui event yang dikemas dalam format talkshow interaktif ini, diharapkan pikiran para orang tua dapat tercerahkan dengan pehamaman bahwa "Anak Hebat" itu tidak melulu hanya dinilai dari intelektualitasnya saja. Ada banyak hal yang harus dimiliki seorang anak (di masa-masa emas pertumbuhannya) untuk bisa diberi label "Hebat" dan dinilai "Kompeten" sehingga layak untuk menunjang masa depannya kelak.

Antara IQ dan EQ, mana yang lebih penting untuk mencetak "Generation of Kindness"?

Banyak orang tua mewajibkan anaknya harus pintar dan unggul secara akademik (IQ). Hal ini tanpa disadari bisa menekan mental sang anak. Orang tua pun kadang lupa mengajarkan hal-hal lain yang juga tak kalah penting sebagai pondasi perjalanan sang anak dalam proses tumbuh-kembangnya.




Dalam talkshow "Juara Hebat Kebaikan" bersama Bebelac, para pembicara mengajak para orang tua untuk membuka pikiran seluas-luasnya untuk memahami pentingnya seorang anak memiliki kecerdasan emosional (kebaikan hati) untuk menunjang kecerdasan intelektual sang anak di masa pertumbuhannya. Jika IQ melatih anak melatih daya pikirnya (what they think), maka EQ lebih mengarahkan insting dan perasaan (what they feel) sang anak untuk memahami setiap kejadian yang ditemuinya. Anak hebat harus mampu menyeimbangkan keduanya agar bisa survive dan makin bersinar di masa depannya kelak.

Pada banyak kasus, sering ditemui anak-anak (bahkan juga orang tua) yang individualis, egois, dan cuek terhadap lingkungannya. Mereka cenderung tidak lagi menunjukkan sikap empati, sopan santun, dan rasa saling menghormati terhadap sesamanya. Sebagai orang tua yang sayang anak, tentunya tidak ingin hal itu terjadi pada anak kita.

Psikolog Roslina Verauli memaparkan bahwa nilai kebaikan perlu ditanamkan sejak dini untuk mengasah kecerdasan emosional (EQ) agar anak memiliki kepribadian yang kuat, memiliki "good manner", kemandirian, sense of surviving, sikap sabar, dan pengertian sejak dini.

Kekuatan “Emotional Bonding” Orang Tua & Anak Menjadi Sarana Stimulasi Kebaikan

Kecerdasan emosional (EQ) tidak serta-merta dimiliki anak dengan sendirinya. Orang tua perlu memberikan stimulasi yang tepat sedini mungkin untuk menjadikan anak hebat secara emosional, agar kelak sang anak mampu berinteraksi dengan cara-cara yang positif, tidak agresif, dan lebih kooperatif dengan orang-orang yang ditemuinya. Kemampuan inilah yang memupuk jiwa sosial sang anak untuk gemar dan sukses membangun hubungan pertemanan dengan orang-orang yang dijumpainya.




Anak yang kompeten secara emosional dan sosial memiliki rasa empati yang tinggi. Mereka lebih percaya diri, adaptif, dan mudah berkolaborasi dengan lingkungan, tak takut berkenalan dan berinteraksi dengan siapapun. Kemampuan inilah yang selanjutnya menjadi faktor pemicu yang menjadikan sang anak mampu berprestasi dan aktif untuk melakukan aktivitas positif lainnya, tak terkecuali dalam hal akademik. Jiwa sosial tinggi membuatnya lebih populer dan disenangi teman-temannya.

Karenanya, penting bagi kita sebagai orang tua menjalin kedekatan emosional dengan anak sebagai sarana pemberian stimulasi untuk kecerdasan emosionalnya, agar selanjutnya ia pun tak ragu untuk menunjukkan kebaikan pada orang-orang di sekitarnya.

Tahapan Kecerdasan Emosional Anak 2-7 Tahun

 

Kampanye Bebelac “Juara Hebat Kebaikan” ini diharapkan mampu menginspirasi para orang tua yang memiliki anak yang tengah berada di dalam masa-masa awal ia mulai belajar berinteraksi, bersosialisasi, berempati, dan mengenali hal-hal baru, dengan segmentasi usia anak antara 2-7 tahun,
Sebelum memantapkan diri untuk menjadikan anak kita juara dalam hal kebaikan, penting bagi kita mengenal karakteristik emosi anak di masa gemilang ini. Anak-anak usia 2 hingga 7 tahun akan memperlihatkan kecerdasan emosional berikut ini:

- Aktivitasnya masih berpusat pada diri sendiri (Egosentris), masih senang bermain dan bergelut dengan hal-hal yang disenanginya.

- Perkembangan logikanya belum sempurna, masih berpikir konkret

- Pikirannya masih berfokus pada 1 hal saja

- Perkembangan bahasanya meningkat, ditandai dengan banyaknya kosakata yang mulai bisa dilafalkannya.

- Mulai mengenal simbol-simbol, masih sulit menangkap kata-kata atau penjelasan yang rumit.





Untuk menumbuhkan rasa peduli, orang tua harus selalu menjadi contoh yang baik (role model) dalam berbuat kebaikan. Sebagai contoh, ibu membantu seorang nenek menyeberang jalan, atau ayah memberikan tempat duduk kepada ibu hamil di kendaraan umum. Bila sang anak terbiasa melihat orang tuanya berbuat baik kepada seseorang, maka dengan sendirinya akan tertanam di benak anak bahwa berbuat kebaikan adalah satu pola tingkah laku yang dibiasakan, bukan disengajakan.

Selain itu, orang tua perlu melibatkan seluruh anggota keluarga (kakek, nenek, om, tante, kakak, dll) untuk ikut berpartisipasi menanamkan nilai kebaikan pada anak. Bisa dengan cara story telling tentang kebaikan, lalu dikaitkan dengan kejadian-kejadian yang sering kita temukan setiap hari.

Sebagai orang tua yang ingin menanamkan nilai kebaikan pada anak, kita wajib menjaga konsistensi untuk menjaga perilaku kita di depan anak. Bertindak sesuai dengan apa yang kita ajarkan kepada sang anak, agar anak dapat meniru perbuatan baik tersebut tanpa ragu.

Dukungan Sosial



 
Anak-anak butuh dukungan dari orang-orang di sekitarnya agar terbiasa melakukan kebaikan. Dukungan tersebut berupa:

1. Kesempatan, berikan ruang untuk anak melakukan kebaikan sesuai inisiatifnya
2. Pendampingan, berikan bantuan ketika anak mengalami kesulitan saat ingin berbuat baik
3. Apresiasi, berikan pujian terhadap setiap usaha kebaikan yang dilakukannya, bagaimanapun hasilnya, usahakan jangan menyepelekan tindakannya.

Apresiasi yang Tepat

 

Bagaimana bentuk apresiasi yang tepat diterapkan pada anak yang telah menunjukkan perbuatan baiknya?
1. Fokuskan pujian secara spesifik pada perilaku dan usaha anak
2. Ekspresikan apreasiasi tersebut secara spontan
3. Berikan apresiasi/ perhatian, bahkan di saat anak mengalami kesulitan
4. Buat tradisi keluarga yang bentuknya kegiatan sosial
5. Ajak anak berdiskusi ketika melihat seseorang membutuhkan pertolongan untuk menumbuhkan kesadaran berempati

Apresiasi yang tepat akan menumbuhkan motivasi sang anak untuk menjadi "Juara Hebat Kebaikan"


Nutrisi Baik Untuk Tumbuh dan Berkembang dengan Baik

Selain stimulasi yang tepat, orang tua juga wajib memberikan asupan nutrisi yang baik untuk menunjang perkembangan kecerdasan intelektual dan emosional anak di masa emas pertumbuhannya ini. Produsen Bebelac, PT Nutricia Indonesia Sejahtera percaya bahwa pemenuhan nutrisi sehat selama 1000 hari pertama (sejak dalam kandungan hingga tahun ke enam) akan terus berdampak sampai seumur hidup.




Nutrisi yang baik terkandung dalam makanan dengan gizi seimbang yang mengandung minyak ikan, asam linoleat, vitamin dan mineral, dilengkapi dengan susu.

Selain berkomitmen untuk menyediakan nutrisi yang tepat pada masa tumbuh-kembang sang buah hati, Bebelac mengajak anda berpartisipasi aktif melalui kegiatan "Juara Hebat Kebaikan" sebagai wujud komitmen upaya pendampingan bagi para orang tua untuk  memberikan stimulasi yang tepat untuk kecerdasan si kecil. Caranya, kirimkan foto atau video yang disertai caption berisi cerita kebaikan sang buah hati ke www.bebeclub.co.id/juarahebatkebaikan. Periode kegiatan berlangsung dari 5 Mei-30 Juni 2017.

Tunggu apa lagi? Yuk ajak si kecil menjadi inspirasi kebaikan sekarang juga.. dan bersiaplah menjadi "Juara Hebat Kebaikan" bersama Bebelac.

Grow Them Great..


Selasa, 16 Mei 2017

Transera Waterpark.. Wahana Main Air yang Gak Sekedar Basah-Basahan




"Diobok-obok Airnya Diobok-obok..
Kena mukaku, aku jadi mandi lagi.."
(Air - Joshua Suherman)

Penggalan lirik lagu anak di atas bikin ingatan saya flashback ke era tahun 90-an. Masa kecil yang memorable, jauh dari bete karena kuping kita dimanjakan dengan sajian musikal yang pas dengan usia kita. Betapa nikmatnya pulang sekolah di siang hari pas lagi capek-capeknya, langsung aja nyalain TV, nonton lagu anak-anak.. Boleh dikata berbeda 180 derajat dengan jaman sekarang, yang biarpun katanya era sudah maju, tapi relatif sulit untuk mencari nyanyian buat anak-anak.

Situasi tersebut cukup membuat saya resah sebagai seorang ibu. Jujur saja, saya ingin anak saya menikmati masa kecilnya dengan bahagia, dengan hiburan-hiburan yang gak "ketuaan" untuk usianya. Iseng-iseng buka Youtube, akhirnya ketemu deh sama lagu Joshua yang identik dengan kata "Diobok-obok"-nya ini..

Unik dari segi lirik, unik juga video klipnya.. Jadi ceritanya dalam klip ini, si Joshua ini lagi main air sama temen-temennya (ditemenin sama komedian Tukul Arwana) lagi main-main air di salah satu wahana air. Seru banget! Bikin anak saya (yang usianya bulan depan udah 2 tahun) jadi seneng dan kepengen nonton terus. Efek selanjutnya.. anak saya jadi suka main air juga (maksudnya mau niru-niru Joshua). Setiap mandi, airnya diobok-obok juga, sampe-sampe saya yang mandiin jadi ikut basah juga kena cipratannya.

Gara-gara itu, saya jadi kepikiran.. Kayaknya enak nih ngajakin anak ke wahana air yang mirip-mirip video klip Joshua itu. Iseng-iseng saya nanya ke suami saya.. “Pah.. kita ajak radit ke wahana air yuk.. Kayaknya seru deh..”. Pucuk dicinta ulam tiba, suami saya langsung mengiyakan, dan terpilihlah Transera Water Park. Salah satu wahana air yang berlokasi di Area Perumahan KOTA HARAPAN INDAH Bekasi.

Tadinya saya sempat penasaran sih.. Kenapa harus jauh-jauh ke Bekasi sih padahal Cuma mau main air doang?
Pertanyaan itu kemudian terjawab. Bukan hanya setelah saat kami tiba di lokasi, tapi selama di perjalanan menuju Transera, kami menjumpai banyak hal menarik yang tentunya bisa jadi hiburan yang asyik untuk anak kami. Hari itu jadi momen pertama kalinya Radit naik kereta Commuter Line (yang menjadi sarana transportasi yang kami pilih untuk ke Bekasi). Betapa excited-nya dia melihat-lihat deretan pemandangan kota yang kami lalui dari balik kaca jendela. Saking semangatnya, Radit selau teriak-teriak sambil ketawa-ketawa setiap menemui hal-hal unik. Bangunan, kendaraan, orang-orang yang berlalu-lalang. Semua tak luput dari kegembiraannya.


Lebih senangnya lagi saat sudah sampai di lokasi Transera Waterpark. Saya cukup takjub dengan arsitektur bangunannya yang menarik dan penuh warna. Kalau anak saya sih senangnya sama patung-patung hewan-hewan lucu yang terpajang di situ. Saat memasuki area bagian dalamnya, kita akan disambut dengan suasana adventuring Timbuktu (terinspirasi dari benua Afrika).

Transera Waterpark memiliki beberapa wahana unggulan yang pertama di Indonesia seperti Crazy Cone dan Tangalooma. Crazy Cone merupakan Crazy Cone merupakan wahana luncur yang memiliki dua slide terbuka dan tertutup. Di wahana ini saya melihat pengunjung sangat menikmati meluncur di atas air dari ketinggian. Bahkan anaknya teman saya berulang kali mencoba wahana ini karena memang mengundang keseruan tersendiri.

Crazy Zone


Ada juga wahana Golwe Pool yang mengajak kita dan keluarga merasakan sensasi berenang dengan gulungan ombak menggulung dan beriak ala Afrika, dengan ketinggian ombak 1,60 meter.

Golwe Pool


Wahana yang tak kalah seru adalah Mosi-Oa-Tunya. Di sini, pengunjung bisa merasakan asyiknya berseluncur cepat dari ketinggian 10 meter di atas permukaan tanah, bisa dengan posisi duduk ataupun tengkurap.

Mosi-Oa-Tunya

Namun satu yang menarik perhatian Radit adalah arena Turkana Pool. Di area yang kedalamannya kurang dari 50 cm ini Radit terlihat menikmati bermain air di sini. Mulai dari berjalan mengelilingi arena Turkana sambil sesekali mencoba perosotan dan air mancur yang membuatnya kegirangan. Belum lagi ember tumpah (boom bucket) yang sesekali airnya mengenai wajah Radit saat berada di bawahnya. Radit bahkan tidak mau beranjak sedikit pun dari arena ini. Saat diajak udahan, malah nangis.

Bahkan ketika saya mengajaknya menepi untuk udahan, lagi-lagi dia berjalan menuju kolam untuk menceburkan diri di dalam air. Turkana Pool memang seperti menghipnotis Radit untuk terus bermain air. Tidak salah memang jika wahana ini menjadi favorit bagi anak-anak di Transera Waterpark. Namun demikian, ingatlah untuk selalu menjaga dan mengawasi anak kita saat bermain di wahana ini, menghindari kemungkinan terpeleset atau bersenggolan dengan anak-anak lain.



Turkana Waterpool


Puas basah-basahan saya coba berkeliling wahana-wahana lain siapa tahu ada yang menarik dan memikat hati saya untuk berkunjung lagi . Satu hal menarik yang saya temui ada di area wisata seluas 6,8 hektar ini adalah selain area basah, Transera Waterpark juga memiliki area kering (dry park) untuk bermain, salah satunya adalah Tangalooma.  Di area ini pengunjung bisa meluncur dengan nyaman di atas slide yang lebar. Sensasi meluncur di atas slide membuat Tangalooma menjadi arena yang banyak dicoba pengunjung.

Tangalooma

Sebagai wahana rekreasi keluarga, Transera Waterpark  dilengkapi berbagai fasilitas seperti kemudahan transaksi bagi pengunjung yang ingin membeli tiket melalui Transera Ticketing Machine yang membantu memudahkan pengunjung untuk membeli tiket untuk anggota keluarganya. Transera Ticketing Machine ini berada di sudut kiri halaman depan Transera Waterpark. Selain itu, ada juga smart tag yang bisa digunakan untuk transaksi selama berada di area Transera. Dengan smart tag ini pengunjung bisa membayar sewa ban, loker, membeli makanan, dan  berbagai fasilitas lainnya di Transera.

Souvenir Shop

Musholla


Transera Waterpark juga dilengkapi fasilitas penunjang lainnya seperti area parkir yang luas, ATM, mushola, dan Merchandise shop buat pengunjung yang ingin membeli pernak-pernik Transera Waterpark seperti kaos dan sandal. Aneka fasilitas ini tentu saja memudahkan pengunjung dan membuat pengunjung semakin nyaman berada di Transera Waterpark. Buat Anda yang tinggal di sekitar Bekasi atau buat warga Jakarta yang ingin mencari wahana rekreasi keluarga yang berada tidak jauh dair Jakarta, Transera Waterpark bisa menjadi pilihan pas buat liburan bersama keluarga.

Selasa, 05 Juli 2016

Lebaran Sebentar Lagi.. Siap-siap (Khusus Jomblo) Ditanya Kapan Nikah

Wah.. Nggak terasa ya bulan Ramadhan tahun ini sebentar lagi berlalu, dan kita semua sekarang sedang bersuka cita mempersiapkan diri menyambut datangnya Hari Idul Fitri, hari kemenangan kaum muslimin dan muslimah di dunia. Ibarat bayi yang baru lahir, hari Idul Fitri menjadi momen suci untuk bermaaf-maafan, membuka peluang terhapusnya segala dosa yang dulu pernah kita lakukan. Idul Fitri pula menjadi ajang berkumpulnya keluarga untuk saling bersilaturahmi melepas rindu.

Ketupat.. Rempah2 buat masak.. Dan kue2 khas lebaran..

Apa sih yang paling dikangenin saat Lebaran?

THR?

Kumpul-kumpul keluarga?

Makanan enak? (Ketupat sayur, opor, nastar, putri salju, dll..)

Baju baru?

Malam takbiran?

Libur panjang?

Mudik?

Wah.. Banyak yaa..

Mama saya (baju putih) lagi sibuk beli ayam di Pasar Toddopuli Makassar untuk keperluan lebaran.


Lebaran memang memberi banyak sekali kesan. Datangnya hanya sekali setahun, tapi momen kebersamaan dan keceriaannya sungguh tak tergantikan.. Lebaran juga bikin orang berbondong-bondong.. Ada yang berbondong-bondong menyerbu tempat ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbanyak doa.. Ada pula yang berbondong-bondong menyerbu mall atau pusat perbelanjaan berburu barang-barang diskon.. Iya.. Menjelang lebaran kan memang lagi berjamur "Lebaran Sale" di mall-mall.. Bikin mata jadi laper ya? Lumayan.. Bisa eksis di hari raya dengan outfit keren, tapi karna harganya sudah diskon, jadi masih terjangkau di kantong.. Hehehe..

Jadi mau ikut berbondong ke mana nih?

Hehehe..

Intinya, lebaran memang ajang bersuka cita.. Tapi, jangan lupa, bahwa Idul Fitri adalah sesuatu bernilai ibadah.. Kadang-kadang kalap ngejar diskon, kita jadi lupa deh sama ibadahnya.. Bener nggak sih?

Eit.. Eit.. Tunggu dulu.. Liat deh.. Siapa tuh yang lagi murung di pojokan? Mau lebaran, bukannya ikutan seneng, malah cemberut aja sih?

Usut punya usut, ternyata ada sebagian orang (termasuk yang lagi mojok ini) cemberut mikirin lebaran yang sebentar lagi mau datang.. Lebih tepatnya, lebaran jadi satu teror yang menakutkan buatnya..

Wah..Ternyata ada juga ya yang takut sama lebaran? Kirain pada seneng aja ngunyah ketupat sama nastar?

"Saya takut ditanyain 'Kapan Kawin' sama keluarga besar saya..", akunya sembari memasang wajah masam.

Ehm.. Lebaran memang menjadi momen anjangsana bagi para keluarga. Bagi sebagian jomblo (sebagian aja yaa.. Yang nggak ngerasa, jangan sensi dulu.. Hehehe..) yang sudah memasuki usia pantas menikah tapi belum kunjung menikah, biasanya ada saja yang iseng bertanya begini padanya saat lagi rame-ramenya momen ngumpul2 famili.. Ada lho yang sampai nunda mudik gara-gara males ditanya-tanyain gini.. (Ehm.. Separah itukah?).

"Jangan terlalu sibuk mikirin kerjaan, kapan donk punya pasangan? Betah aja sih hidup sendiri.. Hehehe.."

Atau..

"Kapan nih calonnya dikenalin ke tante?"

Atau..

"Nikahnya kapan nih? Percuma dandan tebel-tebel tapi belum ada gandengan.." (Ngompor banget kalo yang ini yaa.. Hehehe..)

Atau..

"Udah waktunya kawin tuh.. Mana nih calonnya?".

Atau..

"Kapan donk mamamu dikasih menantu? Anak tante aja semua udah pada nikah.. Mamamu pasti udah gak sabar tuh mau nimang cucu..".

Hayoo.. Pada sensi? Sensi?

Sensi boleh-boleh aja sih.. Tapi, mau menghindar juga susah.. Lebaran dan "ditanyain kapan kawin" kadang emang udah sepaket.. Mau dipisahin? Susah.. Makanya, sebagai jomblo cerdas, harus punya trik untuk menghadapi serangan cecaran pertanyaan tanpa jawaban pasti ini..

Sayang aja kan kalo momen lebaran yang harusnya bahagia ini jadi nggak bisa kita nikmati secara total? Karena.. biasanya.. semakin kita memasang muka cemberut, biasanya semakin bersemangatlah orang-orang yang bertanya itu.. Ujung-ujungnya, bisa jadi bahan lelucon untuk ditertawakan rame-rame, yang buat kita tuh bener-bener nggak enak, agak norak, dan.. Nggak asyik..

Jadi.. Hadapi aja dengan tabah (memang harus tabah kan?) dan sebisa mungkin nggak usah dimasukin ke hati..

Tarik nafas dalam-dalam lalu jawab dengan santai, sambil nyengir juga boleh..

"Belum nih om/ tante.. Jodohnya masih ngumpet.. Hehehe.."

Atau..

"Belum ketemu jodoh nih om/tante.. Makanya, cariin donk.. Kayaknya kalo om/tante yang nyariin, bisa pas deh sama saya.."

Atau..

Paling oke sih begini.. "Belum ada om/ tante.. Kalo udah ketemu, pasti saya kenalin deh.. Doain aja yaa biar saya cepet nemu yang cocok..".

Intinya, jika memang kita serius ingin menikah, mintalah didoakan agar jodoh kita segera dipertemukan dengan orang yang tepat buat kita.. Lumayan kan, bila semua sanak saudara yang hadir kompakan mendoakan kita dan barengan mengucap "Aamiin.."?.

Kita tak perlu menganggap pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai teror menyebalkan. Anggap saja pertanyaan tersebut sebagai bentuk perhatian mereka sama kita. Bisa juga pertanyaan tersebut hanya iseng saja keluar dari mulut mereka sebagai basa-basi karena tak ada bahan obrolan..

Ingatlah, bahwa pertanyaan seputar hidup kita tak akan pernah ada habisnya.. Sifatnya kontinyu.. Setelah "Kapan Kawin?", akan ada "Kapan punya momongan?, "Kapan nambah anak lagi?", dan seterusnya.. Dan seterusnya..

Ingatlah pula bahwa menikah bukan tentang siapa yang paling cepat, tapi adalah tentang siapa yang paling tepat.. Iya donk.. Dengan siapa kita menikah akan menentukan kelanjutan kisah hidup kita seterusnya.. Harus dipikirin matang-matang donk.. Setuju?

Jadi, rugi kan kalo lebaran cuma bisa bete? Hehehe.. Mari hadapi sebijak mungkin..

***

Lebaran? Siapa takut?

Prepare our wise answer.. And just enjoy the moment..

***

Kamis, 30 Juni 2016

Lactacyd Baby Ceriakan Si Kecil




Being a new mom is a real adventure for me..

Setelah Radit (anak pertama saya) lahir, barulah saya benar-benar menyadari bahwa pelajaran menjadi Ibu itu sangatlah eksklusif. Ibarat kata, ilmu menjadi Ibu itu priceless, sesuatu yang tidak mungkin didapatkan di bangku sekolah manapun.

Bagi seorang wanita yang awam seperti saya, hari-hari pertama melakoni peran sebagai ibu adalah saat-saat yang boleh dikata amat sangat berat. Saat masih hamil dulu, sering saya dilanda rasa khawatir akan ketidaksiapan dan ketidakmampuan saya mengurus bayi.

Ketidakmampuan tersebut bukan tanpa alasan, lantaran saya memang tidak pernah punya satupun pengalaman mengurus bayi. Dulu, saat kedua adik saya lahir, saya masih sangat kecil dan belum pernah merasakan merawat mereka saat masih bayi. Jadi, jangankan mengurus bayi, menggendong pun saya tidak tau.

Tapi, satu hal yang perlu kita sama-sama ingat, menjadi ibu adalah bukan masalah siap atau tidak siap, bisa atau tidak bisa. Ketika anak telah lahir, seorang ibu dituntut harus langsung siap dan bisa melaksanakan semua kewajibannya sebagai seorang ibu yang baik bagi buah hatinya. Satu hal yang perlu kita persiapkan untuk menyambut kehadiran buah hati kita adalah mengasah "Naluri Keibuan" kita.

Semua ibu pasti memiliki nalurinya masing-masing. Ia datang dari ikatan (bonding) antara ibu dan anak. Faktanya, ibu dan anak pernah menyatu dalam satu tubuh yang sama sebelum sang anak lahir. Itulah sebabnya tak ada yang mampu menampik kuatnya ikatan ini.

Ketika sedang ada masalah pada anak semasa bayi, kekuatan naluri kita sebagai ibu harus kuat. Mengapa? Karena bayi belum bisa berbicara dengan kata-kata. Ia hanya bisa menangis untuk mengungkapkan perasaannya.

Kekhawatiran saya pun terbukti ketika Radit lahir. Saya benar-benar kagok mengurusnya. Dalam hati, ingin rasanya membuatnya bahagia dan berhenti menangis saat ia terus saja menjerit tanpa henti. Tak tega.. Namun arti di balik tangisnya terus saja menjadi tanda tanya.

Keahlian menjadi ibu yang mahir mengurus bayi adalah sebuah proses, bukan semata hasil yang bisa diperoleh secara instan. Biarkan hati tergerak sendiri ketika bayi mulai menunjukkan reaksi yang berbeda dari biasanya. Di sinilah kekuatan insting ibu mulai bekerja.

Pengalaman saya bersama Radit ini contohnya..

Suatu malam, Radit yang setiap malam selalu tidur nyenyak, tiba-tiba terbangun. Ia yang biasanya bangun dengan senyum ceria, kali itu hanya bisa menangis tanpa henti, disertai jeritan melengking..

Kira-kira, apa yang terjadi pada Radit ya?

Reaksi pertama yang saya langsung lakukan adalah menggendong dan mengayunnya di pelukan saya, lalu saya coba menyusuinya karena curiga mungkin Radit haus. Hasilnya: nihil.. Ia menolak minum ASI, air putih pun enggan. Tangisannya tak kunjung berhenti, malah makin kencang saja. Bingung..

Reaksi kedua, mungkin ia sakit perut karena kembung atau masuk angin. Jadi, saya coba oleskan minyak telon untuk menghangatkannya. Namun, sepertinya tak berhasil. Beberapa menit berlalu, ia terus saja menangis.

Reaksi ketiga, saya coba periksa popoknya, khawatir jangan-jangan penuh.. Lalu, di sinilah semua keresahan saya terjawab. Bukan karena penuh, tapi ternyata kulit Radit (yang tertutup popok) memerah dan mulai meradang. Jika melihatnya, pasti langsung terbayang perihnya.

Sedih melihatnya..

Saya langsung menyalahkan diri sendiri, kepercayaan diri langsung menurun ke level terendah. Rasanya gagal saja sebagai ibu, lantaran merawat kulit bayi saja nggak becus. Saat coba tanya ke ibu saya, malah diomelin. "Kamu makanya yang rajin gantiin popok Radit.. Jangan nunggu popoknya penuh dulu baru ganti.. Kulitnya merah-merah kena ruam popok tuh.."

Terus terang, di rumah saya termasuk anak pembangkang. Namun, sejak ada Radit, semua kata-kata mama, entah nasihat ringan atau omelan, saya dengarkan dengan seksama. Prinsipnya, orang tua lebih berpengalaman. Tugas kita, manut saja.. Toh, ini kan pelajaran..

Justru diomelin begitu, kata-kata ibu langsung nyangkut dengan mudah di kepala saya.

Ruam popok? Apa itu?

Penampakannya sangat mengerikan di kulit bayi. Merah, bentol-bentol, beberapa terkelupas.. Makin perih bila lembab terkena keringat atau pipis bayi. Ruam popok disebabkan karena berkembangnya kuman dan bakteri di sekitar area kulit yang tertutupi popok, mengakibatkan iritasi.



Pada kasus Radit, ruam popoknya parah, merah-merahnya menyebar ke bagian punggung. Iritasinya menyebabkan sebagian kulit yang terkelupas mulai berdarah. Saking parahnya, kulitnya terinfeksi, menyebabkan Radit demam.

Terlambat bagi saya untuk sadar akan resiko ruam popok ini. Namun begitu, tindakan pencegahannya tak boleh ikut lambat. Karena kejadian ini, saya semakin sering mengganti popoknya. Berharap agar perkembangan bakterinya tak menerus.

Saya juga coba menaburkan bedak bayi ke kulit Radit yang terkena ruam popok. Tak berhasil! Keesokan harinya ruamnya malah makin parah. Radit mulai menunjukkan sikap tak tahan ingin menggaruk, diiringi tangisan superkencang.

Nah.. Karena kejadian inilah, saya nggak mau main-main lagi dengan kulit Radit. Saya langsung buru-buru mencari tahu apa penanganan yang tepat untuk mengatasinya. Setelah browsing sana-sini mencari informasi, bertanya ke orang yang berpengalaman, semua berujung pada satu kesimpulan: Kulit bayi sangat sensitif!

Fakta itulah yang membimbing naluri saya mencari produk yang tepat untuk Radit, lantaran sedih melihatnya rewel tiap hari, seolah hilang keceriaan dari wajahnya.

Pertemuanku dengan Lactacyd Baby

Saya coba ke apotek, membanding-bandingkan berbagai macam produk pencegahan dan penanganan ruam popok bayi, akhirnya ketemulah saya dengan Lactacyd Baby. Di kemasan botolnya yang berwarna putih, ada keterangan kandungan pH 3-4, sangat cocok dan aman untuk kulit bayi.



Salah satu alasan yang membuat saya tertarik dan antusias menggunakan Lactacyd Baby adalah bentuknya yang Liquid (cair) dengan komposisi yang diformulasi khusus untuk merawat kulit yang terkena ruam popok. Formula Lactacyd Baby juga diperkaya dengan ekstrak susu untuk menjaga kelembutan kulit si kecil di segala kondisi.

Menurut saya, produk perawatan kulit berbentuk cair lebih pas digunakan untuk kulit teriritasi, lebih praktis. Pemakaiannya pun mudah, nggak neko-neko, cukup ikuti petunjuk pada kemasan.

Keesokan harinya, saya langsung mengaplikasikannya saat memandikan Radit, diawali dengan mengencerkan 3-4 sendok penuh pada air mandinya yang hangat. Selanjutnya, saya bersihkan wajah dan bagian tubuh lainnya dengan Lactacyd Baby, mirip dengan penggunaan sabun cair. Begitupun untuk kulit kepalanya, Lactacyd Baby bisa berfungsi seperti shampoo. Asyiknya, Lactacyd Baby memiliki aroma yang lembut, bikin saya dan Radit senang dan menikmati waktu mandi, seperti bermain saja. Saking senangnya, Radit tak tahan untuk bermain kecipak-kecipuk dengan air mandinya. Basah deh.. Tapi nggak apa-apa, saya senang bisa melihat Radit bisa ceria lagi.

Saat membersihkan area bawahnya saat selesai buang air besar ataupun kecil, saya mengandalkan air yang sudah dicampurkan dengan Lactacyd Baby untuk membasuhnya.

Penting untuk memperhatikan daerah lipatan pada kulit bayi. Karena jika lembab pada daerah lipatan kulit, bisa memungkinkan perkembangan bakteri yang lebih besar, berpotensi membuat ruam makin menyebar.

Sebelumnya, Radit selalu rewel jika saya ingin memasang atau mengganti popoknya. Ruam popok yang gatal dan perih membuatnya tak nyaman. Entah kenapa, setelah mandi dengan Lactacyd Baby, saat akan memasang popoknya, Radit lebih tenang, sehingga saya pun tak sulit mengganti popoknya.



Saya juga coba mencampurkan beberapa tetes Lactacyd Baby ke air hangat untuk mengelap kulit Radit dengan handuk yang saya celupkan ke air tersebut di sore hari. Ini rutin saya lakukan, untuk menjaga kebersihan kulitnya setelah beraktivitas dan bermain dengan lincah seharian. Saya khawatir kuman-kuman menempel dan masuk ke pori-pori Radit saat ia berkeringat.

Entah ini keajaiban atau apa namanya, setelah 3 hari rutin memandikan dan membersihkan kulit Radit dengan Lactacyd Baby, ruam popoknya berangsur menghilang dan mengering. Awalnya mungkin sedikit terasa gatal karena Radit masih sering menggaruk. Ini wajar, itu berarti kulitnya sedang berproses untuk segera pulih dari siksaan ruam popok. Berhasil!

Senangnya..

Saat melihat Radit bisa bermain dengan ceria, memamerkan deretan gigi-gigi susunya saat tertawa, rasanya bahagia sekali. Lega bisa menemukan Lactacyd Baby, formula mutakhir untuk menangani masalah ruam popok pada kulit si kecil.



Gunakan Lactacyd Baby saat memandikan bayi pagi dan sore. Sangat dianjurkan untuk anak yang aktif bergerak. Penting juga untuk menjaga kesehatan kulit si kecil selama masa pancaroba, yang udaranya tak menentu, kadang lembab, kadang kering.

Jadi, saat naluri ibu menggerakkan hati untuk memilih Lactacyd Baby, percayalah.. Itu solusi terbaik untuk si kecil.

Anak ceria.. Ibu ceria..

NB: Tertarik menggunakan Lactacyd Baby untuk si Kecil? Silahkan langsung kunjungi fanpage Facebook Lactacyd Baby.
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda